Media Berkemajuan

19 Mei 2024, 12:47

Kisah Aksi Heroik Ribuan Nelayan Kotabaru Blokade Laut Selama 8 Hari!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Nelayan Kotabaru
Kapal nelayan terparkir di Rampa Berkah, Desa Rampa, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kotabaru [Foto: Radar Banjarmasin]

Kotabaru, mu4.co.id – Ribuan Nelayan di Pulau Laut, Kotabaru, di kawasan Rampa Lama dan Tanjung Dewa, yang tergabung dalam ‘Ikatan Nelayan Sa-Ijaan (Insan)’ pernah melakukan aksi demo besar-besaran di laut kepada salah satu perusahaan di Kotabaru sekitar tahun 2000-an.

Hal tersebut dilakukan atas dasar keluhan para nelayan yang mencari ikan namun pendapatan atau tangkapan ikannya sangat berkurang, karena jaring para nelayan sering tersangkut batu dari limbah yang dibuang perusahaan ke laut. Dan ketika dipetakan terdapat sebanyak 100 titik lokasi tangkapan ikan yang tercemar limbah batu tersebut.

Oleh karena itulah, para nelayan pun membentuk perkumpulan ‘Insan’, dengan jumlah sekitar 3.000-an anggota yang tersebar dalam 5 kecamatan di Kotabaru untuk menampung keluhan-keluhan dari para nelayan tersebut.

Ketua Insan Kotabaru, Zainal (64) menceritakan bahwa sebenarnya mereka saat itu tidak langsung demo, namun sempat mencoba meminta solusi dengan aparat setempat yakni ke DPRD Kotabaru, tetapi tidak membuahkan hasil.

Dan setelah setahun mengeluh, Insan pun merasa tidak ada perhatian serta tanggapan yang memuaskan, disitulah awal mula kemarahan para nelayan. “Saat itu kami minta solusi tapi kami malah pulang kecewa,” ungkap Zainal dilansir dari Radar Banjarmasin, Jumat (03/05/2024).

Baca juga: Fakta Menarik Tentang Gunung Bamega di Kotabaru Kalsel!

Zainal pun mengatakan puncak dari kemarahan tersebut para nelayan bersatu dan sepakat untuk mengatur rencana aksinya ‘memblokade laut’ tersebut. Ia juga menyebut bahwa memblokade laut adalah satu-satunya harapan agar pemda bertindak. “Permintaan kami hanya satu, jangan cemari lautan,” katanya.

Lebih lanjut Zainal menceritakan dalam blokade laut tersebut tersebut sekitar 1.500 Kapal Balapan yang masing masing isinya terdapat 2-4 orang nelayan. Di sana mereka berdiam dan berorasi selama 8 hari, dengan didampingi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalsel. Akibatnya aktivitas perkapalan yang melintas di laut Kotabaru pun menjadi terganggu.

Diceritakannya setiap hari, aparat mencoba bernegosiasi agar aksi dihentikan, namun tidak juga membuahkan hasil. Kemudian di hari ke 8, aksi itu pun berhasil dibubarkan oleh aparat. Bahkan, Zainal sendiri bersama H Abdullah (Ketua Insan Kotabaru sebelumnya) sempat diamankan dan diperiksa aparat.

Dan kemudian aksi itupun berlanjut hingga ke meja hijau, namun Zainal mengatakan bahwa Insan Kotabaru yang menang. “Alhamdulillah kami menang, kawan-kawan Walhi juga dibebaskan. Sedangkan perusahaan diminta mengangkat limbah batu serta memberikan tali asih kepada para nelayan,” ungkapnya.

Kini Zainal bersyukur nelayan Kotabaru sudah tidak lagi menemukan kasus serupa. Bahkan sejak kejadian itu, mereka juga sering berkoordinasi ke TNI dan Polri. “Kami hanya tidak ingin ibu (laut) kami diusik. Kami hanya ingin terus bisa mencari nafkah di laut. Keluarga kami, hidup dari sini (laut),” tuturnya.

Sumber: Radar Banjarmasin

[post-views]
Selaras
error: Content is protected !!