Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 11:47

Museum Muhammadiyah: Napak Tilas Muhammadiyah Masa Lampau dan Masa Depan

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Museum Muhammadiyah terletak di Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan [UAD] Yogyakarta [Foto: kemdikbud.go.id]

Yogyakarta, mu4.co.id – Jika berkunjung bersama keluarga ke Yogyakarta tidak lengkap raasnya jika belum berkunjung ke museum Muhammadiyah. Sebuah museum yang baru diresmikan bertepatan Muktamar ke-48.

Museum Muhammadiyah terletak di Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Pada kesempatan acara “Dialog Ideopolitor (Ideologi, Politik, dan Organisasi) yang diadakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tanggal 6 – 7 Mei 2023 yang dihadiri oleh seluruh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah se Indonesia, peserta diajak untuk mengunjungi Museum Muhammadiyah.

Museum ini mulai dibangun pada tahun 2017 dan untuk pendanaannya berasal dari  Kemendikbud RI berkolaborasi dengan Muhammadiyah. Pembangunan gedung museum ini di atas tanah seluas 2800 m2.

Baca juga: Ke Yogya, Jangan Lupa Mampir ke Museum Muhammadiyah

Rektor UAD, Dr. Muchlas, MT dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada PP Muhammadiyah dan Pemerintah, yang telah mempercayakan pembangunan dan pengelolaannya kepada Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

“Atas dukungan tersebut kami meneguhkan komitmen untuk terus merawat aset Muhammadiyah ini dan terus mengembangkan dan mengelolanya secara profesional sehingga dapat memenuhi harapan Persyarikatan menjadikan fasilitas ini sebagai museum yang berkemajuan sebagai media untuk memajukan peradaban semesta,” ujar Muchlas.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah dalam pembangunan museum ini.

Baca juga: Museum Muhammadiyah Diresmikan, Menjadi Pengingat Sejarah Muhammadiyah

“Kami atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan terima kasih kepada pemerintah, khusus pada Pak Muhadjir dalam hal ini mendapat tugas dari Presiden. Mudah-mudahan ini jadi amal jariyah dan terima kasih kepada UAD yang juga berkontribusi sehingga di sinilah kekhasan Muhammadiyah, jadi selalu ada kolaborasi di samping banyak hal yang kita membangun mandiri,” ucap Haedar.

Suasana di dalam museum Muhammadiyah [Foto: bantulkab.go.id & republika.co.id]

Museum Muhammadiyah sendiri bagi Haedar bukan sekadar tempat wisata dan edukasi biasa, melainkan juga sebagai tempat menjaga memori kesejarahan peran-peran kebangsaan, kemanusiaan, dan keumatan Muhammadiyah sekaligus proyeksi masa depan Muhammadiyah.

Dengan gedung yang dikonsepkan ramah anak, perempuan, dan disabilitas, museum ini menggunakan teknologi IT untuk menjelaskan story line tentang perjalanan Muhammadiyah. Dari 4 lantai yang dimiliki, lantai 1 memuat historiografi Muhammadiyah, sedangkan lantai 2 adalah ruang pamer tematik Muhammadiyah untuk bangsa yang dapat membuat pengunjung merasakan masa lalu, masa kini dan masa depan.

Suasana di dalam museum Muhammadiyah [Foto: twitter @museummu2 & harianmerapi.com]

Pada acara ramah tamah Dialog Ideopolitor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, M. Pd., M. Ed., Ph. D selaku Sekretaris PP Muhammadiyah sekaligus Dekan FKIP Universitas Ahmad Dahlan dalam sambutannya menyampaikan “Kami juga berharap pada seluruh keluarga besar Persyarikatan agar memanfaatkan museum ini sebagai napak tilas yang dapat melestarikan tinggalan sejarah Muhammadiyah masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang, serta dapat membentangkan cakrawala wawasan masyarakat muslim tentang dakwah Muhammadiyah yang mencerahkan dunia”

Pengunjung museum juga diajak untuk menyaksikan sejarah perkembangan gerakan Muhammadiyah dalam beberapa dekade mulai berdirinya persyarikatan Muhammadiyah, perjuangan Muhammadiyah di masa kemerdekaan. Museum juga menyuguhkan dinamika persyarikatan Muhammadiyah dalam mengimplementasikan gerakan dakwah dan tajdid melalui berbagai strategi termasuk pendirian amal usaha pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial  untuk memajukan kehidupan umat, bangsa dan dunia.

[Teaser: twitter @museummu2]

Koleksi yang terdapat di museum Muhammadiyah ini di sajikan dalam peragaan komunikatif dan edukatif serta interaktif, bahkan ada yang sudah menggunakan teknologi augmented reality, sehingga seolah-olah para mengunjung benar-benar berada dalam suasana menyaksikan dan merasakan secara langsung tampilan gambar model 3 dimensi.

Kedepannya untuk melengkapi koleksi Museum Muhammadiyah maka kepada seluruh Pimpinan Persyarikatan di tingkat wilayah sampai ranting diajak juga untuk menyumbangkan artefak sejarah Muhammadiyah yang dimiliki masing-masing wilayah. Khusus untuk Wilayah Kalimatan Selatan, mungkin juga bisa memberikan sumbangsih artefak perjalanan sejarah perkembangan Muhammadiyah di Kalimantan Selatan, bahkan KalSel di tahun 1935 pernah menjadi tuan rumah Congres –sekarang namanya Muktamar- Muhammadiyah.

Logo Kongres Muhammadiyah Tahun 1935 di Banjarmasin

Kepada masyarakat diberikan kesempatan untuk dapat berkunjung ke Museum Muhammadiyah secara gratis dengan pemesanan tiket melalui website museum.muhammadiyah.or.id

[Editor: Budi]

[post-views]
Selaras