Jakarta, mu4.co.id – Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas), dikabarkan tengah menyiapkan Peraturan Badan (Perbadan) untuk menyesuaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi.
Kendati demikian, pihaknya tidak menjabarkan lebih lanjut kapan HET beras akan dinaikkan dan berapa besar kenaikannya. Dirinya hanya memastikan akan melakukan penyesuaian HET terbaru secepatnya. “Iya kita akan siapkan (Perbadan),” kata Arief, Selasa (30/04/2024), dikutip dari bisnis.com.
Arief menambahkan keputusan tersebut untuk menyesuaikan kenaikan biaya produksi seperti pupuk, tenaga kerja dan biaya sewa lahan petani. “Jadi kita semua percaya bahwa produktivitas akan berbanding lurus dengan kesejahteraan petani peternak,” ungkapnya.
Baca juga: Waspada! Harga Beras Dikabarkan Naik 7%
Sebagai informasi, sebelumnya HET beras premium naik sebesar Rp1.000 untuk tiap wilayah sejak 10 Maret 2024. Seperti di wilayah Jawa, Lampung, dan Sumatra Selatan, dari semula Rp13.900 per kilogram kini dipatok menjadi Rp14.900 per kilogram.
Dan diketahui saat ini pemerintah kembali memperpanjang relaksasi HET beras premium tersebut dari yang semula berakhir pada 24 April 2024 lalu, kemudian diperpanjang hingga 31 Mei 2024. Pihak Bapanas pun dikatakan tengah menyiapkan Perbadan baru untuk penyesuaian HET terbaru tersebut.
“Hari ini kami akan melakukan perpanjangan (HET beras) sampai 31 Mei, tetapi dengan catatan kita juga akan harmonisasi sehingga Peraturan Badannya akan ditetapkan. Hampir pasti angkanya untuk beras premium HET ada di 14.900,” tambah Arief, Rabu (24/04/2024).
Tak hanya HET beras premium, pemerintah juga berencana untuk mengerek harga beras medium. Arief menyebut, pemerintah akan mematok HET beras medium di kisaran Rp12.000 hingga Rp12.500 per kilogram, sesuai dengan zona wilayah.
Meski demikian, pemerintah diketahui tidak menutup kemungkinan untuk menurunkan HET jika produksi dalam negeri dan kesejahteraan petani meningkat. “Agro input itu harus selalu diupdate, tapi nanti kebalikannya ya kalau produksinya tinggi, petaninya udah baik, kita harus bisa membaut balance antara hulu sama hilir,” ujarnya.
Sumber: bisnis.com