Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 12:13

PP Muhammadiyah Silaturahmi ke PBNU, Bahas Tiga Isu Strategis Keumatan dan Kebangsaan

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
PP Muhammadiyah Silaturahmi ke PBNU [Foto: afiliasiMu]

Jakarta, mu4.co.id — Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melakukan kunjungan balasan ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jl. Keramat Raya, No. 164, Jakarta Pusat pada, Kamis (25/5/2023).

Kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. Selain itu juga ada Sekretaris Umum Abdul Mu’ti, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas, Saad Ibrahim, Agus Taufiqurrahman, dan Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti dan Izzul Muslimin.

Haedar menyampaikan bahwa, kedatangannya ke Kantor PBNU merupakan kunjungan balasan pasca Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta pada 2022. Meski demikian, antara Muhammadiyah dengan NU sudah menjalin komunikasi intensif baik secara formal maupun non-formal.

Kunjungan PP Muhammadiyah ke PBNU [Foto: afiliasiMu]

Dalam kunjungan yang diterima secara langsung oleh KH. Yahya Qolil Staquf ini, setidaknya ada tiga agenda penting yang dibicarakan yaitu meliputi bidang ekonomi, politik, dan kepemimpinan moral — menjelang gelaran Pemilu 2024.

Haedar memandang, antara Muhammadiyah dengan NU ini bagaikan dua sayap yang menerbangkan keislaman dan keindonesiaan. Pasalnya, alih-alih perbedaan yang tajam, justru antara Muhammadiyah dengan NU ditemukan begitu banyak kesamaan.

Baca Juga: Pemberdayaan dan Pengentasan Kemiskinan Menjadi Komitmen Bersama Majelis Diktilitbang dan MPM PP Muhammadiyah

“Kita ini dibolak-balik ya Islam. Maka dari itu, kita terus mengelorakan Islam yang damai, mencerahkan, dan memajukan,” tutur Haedar.

Terkait dengan itu, Ketua Umum PBNU Yahya Qolil Staquf sepakat bahwa isu strategis dalam konteks keumatan dan kebangsaan saat ini adalah penguatan ekonomi yang berkeadilan, politik, dan kepemimpinan moral supaya tidak terjadi lagi pembelahan akibat hajatan lima tahunan.

“Kami setuju dengan yang disampaikan oleh Muhammadiyah tentang urusan ekonomi, politik, dan moral. Sebab saat ini publik kehilangan sosok yang ditiru untuk urusan moral,” tutur Gus Yahya.

Kebersamaan Muhammadiyah dan NU [Foto: afiliasiMu]

Bercermin dari fenomena ‘akrobat’ politik pada Pemilu 2019, yang mengakibatkan pembelahan hingga dampaknya dapat dirasakan sampai sekarang, Gus Yahya menghendaki adanya politik yang tidak membawa-bawa agama sebagai ‘kendaraan’ untuk meraup suara.

Baca Juga: Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Canangkan Program Cetak 5000 Doktor

Dia memandang, para politisi yang akan maju dalam pertarungan Pemilu 2024 baiknya menyampaikan gagasan tentang kebangsaan yang lebih visioner, supaya pemilu lebih produktif.

Dalam menerima kunjungan tersebut, Ketua Umum PBNU Gus Yahya juga didampingi oleh Wakil Ketua Umum Amin Said Husni, Wakil Sekjen Suleman Tanjung, Najib Ascha, dan Imron Rosyadi Hamid.

Sumber: afiliasiMu

[post-views]
Selaras