Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 12:31

Orang Tua Perlu Mengenali Fase Pendidikan Anak dan Bagaimana Menyikapi Tiap Fase Tersebut?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Ilustrasi orang tua bermain dengan anak [Foto: viva.co.id]

Banjarmasin, mu4.co.id – Pendidikan anak yang dimulai di usia dini sangatlah penting. Dan peran orangtua sebagai madrasatul ula di dalam rumah tangga memegang peranan besar dalam tumbuh kembang kecerdasan dan karakter anak. Oleh karena itu, orangtua berkewajiban untuk mempersiapkan pendidikan terbaik untuk anak.

Dilansir dari laman klikpsikolog, Irfan Setiawan, S.Pd menjelaskan perlunya mempersiapkan generasi unggul dan langkah awal yang dilakukan adalah mengenali fase-fase dalam pendidikan anak, yaitu:

  1. Fase bermain dan bermanja pada usia 0-6 tahun

Usia 0-6 tahun merupakan masa-masa emas saat anak mengalami pesatnya perkembangan otak. Untuk mengembangkan potensi terbaiknya orang tua perlu menghujaninya dengan kasih sayang tanpa batas dan memanjakannya dengan penuh cinta. Temani anak bermain, bermain apa saja yang disukai dan diinginkan, menurut penelitian hal ini dapat mengembangkan kecerdasan dan membuat anak mengeksplorasi berbagai hal baru. Dengan perkembangan teknologi saat ni, orangtua bisa memberikan permainan edukatif sesuai dengan usia dan perkembangan anak.

Pada usia ini, orangtua tidak diperkenankan untuk menggunakan kekerasan seperti membentak dan memukul, karena kekerasan terbukti dapat mematikan perkembangan sel-sel neuron yang sedang tumbuh pesat yang berarti akan mematikan potensi emas anak.

Baca juga: Kecerdasan Kinestetik: Si Cerdas Gerak yang Sulit Diam

2. Fase pengenalan disiplin dan tanggung jawab pada usia 7-14 tahun

Berdasarkan ahli jiwa ini, pada usia 7 – 14 tahun merupakan waktu yang terbaik untuk pembentukan keperibadian anak. Pada fase inilah orangtua mulai mengajak anak mengenai kewajiban, kedisiplinan dan mengenal tanggung jawab, seperti yang disampaikan oleh John Locke dalam teori Tabula Rasa, “Anak lahir dalam keadaan kosong (seperti kertas putih kosong), hendak ditulis seperti apa sangat tergantung dengan orang yang menulisnya”. Pada fase ini orangtua bisa ‘sedikit’ agak keras / tegas kepada anak, untuk mengingatkan betapa pentingnya kewajiban, disiplin dan tanggung jawab.

3. Fase pendekatan antar teman pada usia 15-21 tahun

Pada usia ini merupakan fase remaja, saat anak mulai mencari jati diri. Saatnya orangtua mengganti penanaman disiplin dengan cara yang agak keras menjadi rasional, karena pada umumnya anak akan memberontak jika orangtua mendidik dengan kekerasan. Orangtua bisa mendidik anak dengan cara menjadikan anak sebaga sahabat dalam berdiskusi, mengajak anak turut serta dalam membahas masalah keluarga dan diberikan satu persatu tanggung jawab dalam hal tertentu di rumah. Hal ini penting agar anak merasa dirinya punya kewajiban memperhatikan hal-hal dalam keluarga. Dengan mengakrabkan diri dan berteman dengan anak, orangtua bisa menjadi pendengar dan penasihat yang baik bagi segala permasalahan dan dilema remaja yang dialami anak.

Baca juga: Parenting: Parent Think, Mengapa Penting? (Bagian 1)

4. Fase pemberian kepercayaan dan kebebasan secara penuh pada usia 21 tahun ke atas

Pada fase ini anak telah memasuki fase kedewasaan, anak mulai dihadapkan dengan berbagai persoalan dan diharapkan dapat menyelesaikannya secara mandiri. Orangtua sudah bisa memberikan kebebasan dna kepercayaan penuh pada anak, namun tetap melihat dan mengontrol perkembangannya dan memberikan nasihat serta peringatan-peringatan ketika anak salah atau lupa, karena terkadang pendidikan yang diajarkan tidak sepenuhnya diamalkan.

Disini peran orang tua adalah menjadi penasehat, pengawas bagi perilaku dan sikap mereka, dan yang terpenting selalu mendoakan mereka.

[post-views]
Selaras