Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 11:36

Kecerdasan Kinestetik: Si Cerdas Gerak yang Sulit Diam

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Ilustrasi Anak Bermain [Foto: nutriclub.co.id]

Pada tulisan sebelumnya telah dibahas, bahwa kecerdasan itu banyak jenisnya dan akan selalu berkembang dengan semakin majunyan ilmu pengetahuan. Selain itu, kecerdasan yang selama ini dipandang bersifat menetap dan tidak bisa berubah, ternyata menurut Howard Gardner sifatnya naik dan turun tergantung pada stimulasi atau dukungan lingkungan.

Semakin kuat stimulasi yang diberikan maka semakin kuat potensi kecerdasan tersebut dan begitu pula sebaliknya. Nah, kabar baiknya ternyata menurut si ahli kecerdasan ini menemukan bahwa setiap anak memiliki semua kecerdasan, dengan dua sampai tiga kecerdasan yang dominan (baca tulisan sebelumnya).

Baca Juga: Tidak Ada Anak yang Bodoh, Hanya Ada Anak dengan Kecerdasan yang Berbeda-Beda

Namun yang menjadi pertanyaan apakah kita sudah mengetahui dan mengenali kecerdasan apa yang dimiliki oleh anak?

Salah satu jenis kecerdasan yang harus dikenali oleh orangtua adalah kecerdasan kinestetik atau kita sebut si cerdas gerak. Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik mempunyai kemampuan yang baik dalam mengelola, mengatur, mengkoordinasi, dan mengendalikan tubuhnya.

Si cerdas gerak sangat nyaman memperoleh informasi ketika mereka berkegiatan dengan banyak melibatkan aktivitas fisiknya. Bagi si cerdas gerak, saat melakukan aktivitas fisik adalah saat mereka akan banyak belajar.

Anak Bermain Bola [Foto: infopublik.id]

Terkadang, sebagian besar orang tua atau guru banyak yang tidak nyaman dengan kehadiran si cerdas gerak ini. Karena bagi anak si cerdas gerak, belajar itu sulit dilakukan dengan hanya diam dan duduk manis di kursi. Belajar bagi si cerdas gerak harus melibatkan aktivitas fisiknya, kalaupun harus terpaksa duduk manis, si anak cerdas gerak pasti tidak akan bisa bertahan lama atau minimal menggerakakan salah satu anggota tubuhnya, misalnya menggerakkan kaki, menggoyang-goyangkan tubuhnya, dan aktivitas lainnya.

Berbeda dengan anak pada umumnya, si cerdas gerak malah memiliki tingkat konsentrasi yang baik pada saat mereka bergerak. Sebaliknya ketika mereka disuruh untuk diam dan focus serta tidak banyak melakukan gerakan, malah membuat mereka tidak bisa konsentrasi dan berujung pada pemberontakan.

Setidaknya ada beberapa ciri si cerdas gerak yang bisa kita kenali, diantaranya:

  • Aktif bergerak
  • Senang bereksperimen
  • Koordinasi motorik yang baik
  • Tidak betah diam dan hanya membaca.

Si cerdas gerak ini akan berkembang dan tumbuh melesat dengan baik pada saat menemukan sekolah yang tepat. Mereka suka jalan-jalan, hobi observasi, senang melakukan eksperimen dan terkadang suka iseng. Kegiatan mencatat yang biasanya dilakukan sekolah konvensional, bukanlah aktifitas yang menyenangkan buat si cerdas gerak, si cerdas gerak lebih senang ditanya secara lisan dan disuruh melakukan peragaan.

Baca Juga: Majelis Dikdasmen PCA Banjarmasin 4: Hubungan Orang Tua dan Anak Itu Saling Membutuhkan

Pada saat mereka disuruh menjawab pertanyaan secara tertulis, si cerdas gerak sering salah, karena kecepatan otaknya lebih cepat dari gerakan tangannya pada saat menulis. Ketika mereka berada di sekolah konvensional, maka si cerdas gerak ini sering menjadi sasaran teguran guru dan  membuat orang tua sering dipanggil ke sekolah. Jadi, Ketika si cerdas gerak ini harus berada di sekolah konvensional, perlu ada komunikasi yang intens dilakukkan orang tua dan guru yang mendidiknya, agar potensi yang dimilikinya bisa berkembang dengan pesat.

Ilustrasi Anak dengan Nilai Tinggi [Foto: enfa.co.id]

Si cerdas gerak bisa sukses pada profesi yang sesuai dengan potensi mereka. Si cerdas gerak sangat senang dengan kegiatan olahraga, sehingga mereka banyak yang sukses menjadi atlit berbagai macam cabang olahraga.

Selain itu banyak juga si cerdas gerak yang sukses di bidang entertainment dan berbagai bidang seni, serta profesi lainnya yang cara belajarnya banyak menggunakan gerakan. Rasulullah Saw pernah bersabda dalam salah satu hadisnya yang memiliki arti:

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan,” (HR. Muslim).

Wallahu’alam.

Penulis: Mohammad Dani Wahyudi (Ketua Majelis Dikdasmen PCM Banjarmasin 4, Ketua Yayasan Taman Pendidikan Sakinah, Dosen FKIP ULM)

Editor: Maulidya Firyanda Sulaiman

[post-views]
Selaras