Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 12:05

Mahasiswa Usir Paksa Pengungsi Rohingya di Aceh, Ini Kata UNHCR!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Mahasiswa Usir Paksa Pengungsi Rohingya di Aceh [Foto: cnbcindonesia.com]

Aceh, mu4.co.id – Sekitar 500 mahasiswa di Aceh menggelar unjuk rasa dan mengusir paksa para pengungsi Rohingya dari tempat penampungan sementara di Gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA) untuk dipindahkan ke kantor Kemenkumham Aceh, Rabu (27/12/2023).

Mahasiswa yang melakukan aksi tersebut diketahui berasal dari berbagai kampus diantaranya yaitu, Kampus Al Washliyah, Universitas Abulyatama dan Bina Bangsa Getsempena. Mereka mengaku menolak Rohingya karena etika dan tingkah lakunya yang buruk, serta untuk mendesak agar pihak yang terkait dapat bersikap terkait etnis Rohingya tersebut.

Sebelumnya masyarakat Aceh menerima imigran yang mendarat pada 10 Desember 2023 di pesisir Kabupaten Aceh Besar tersebut untuk mengungsi di sana karena alasan kemanusiaan. Namun, akhir-akhir ini para imigran tersebut diketahui tidak hanya datang untuk mengungsi namun juga untuk mencari kerja.

Baca juga: Aktivis HMI Aceh Timur Gelar Aksi Tolak Rohingya dan Minta Dipindahkan Ke Lokasi Lain

Awalnya, massa hanya berorasi untuk menyuruh para pengungsi keluar. Namun, ketika koordinator lapangan mahasiswa bernegosiasi dengan petugas, massa pun langsung berlari menuju ke arah tempat etnis Rohingya. Mereka pun menarik paksa serta melakukan tindakan seperti melempar botol air mineral ke arah para imigran tersebut.

Mahasiswa menarik paksa serta melakukan tindakan seperti melempar botol air mineral ke arah para imigran Rohingya [Foto: cnbcindonesia.com]

Etnis Rohingya yang dikepung mahasiswa hanya terdiam dan sebagian bahkan menangis ketakutan, dan tak lama kemudian massa akhirnya berhasil mengeluarkan Pengungsi Rohingya yang berada di gedung BMA tersebut sekitar 135 orang untuk kemudian diantarkan menuju mobil truk yang disediakan, dan dibawa ke kantor Kemenkumham Aceh.

United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) selaku lembaga internasional yang menangani pengungsi pun angkat bicara terkait aksi para mahasiswa tersebut. Mereka menyesalkan dan menyampaikan keprihatinan terhadap aksi pengusiran terhadap para pengungsi Rohingya yang kebanyakan merupakan wanita dan anak-anak itu.

Baca juga: Temui UNHCR, Menlu RI Bahas Isu Pengungsi Rohingya

Muhammad Yanuar Farhanditya, Senior Communications Assistant UNHCR mengatakan, “UNHCR, Badan Pengungsi PBB, sangat prihatin melihat serangan massa di lokasi penampungan keluarga pengungsi yang rentan, yang mayoritasnya adalah anak-anak dan perempuan di Kota Banda Aceh, Indonesia,” Kamis (28/12/2023).

Selain itu, UNHCR juga menyebut bahwa pengusiran itu merupakan hasil kampanye online yang terkoordinasi yang bermula dari misinformasi, disinformasi hingga ujaran kebencian. Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar mewaspadai kampanye online yang menyerukan kebencian terhadap para pengungsi Rohingya di media sosial.

Sumber: cnnindonesia.com, detik.com

[post-views]
Selaras