Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 14:39

Haedar Nashir Resmikan Perguruan Muhammadiyah Mimika: Menebar Rahmat Berasas Ilmu

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Haedar Nashir resmikan Perguruan Muhammadiyah Mimika pada Kamis (16/2) [Foto: mimikakab.go.id]

Mimika, mu4.co.id – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir meresmikan Perguruan Muhammadiyah Mimika pada Kamis (16/2/23). Menurut Haedar, pendirian Perguruan ini beserta seluruh amal usaha Muhammadiyah di manapun ditujukan untuk menghadirkan nilai utama (Al-qimmah al-fadhilah).

Haedar menegaskan bahwa spirit Muhammadiyah adalah berkolaborasi bersama semua kelompok untuk menerjemahkan inti ajaran Islam, yaitu rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil-‘alamin).

“Saya hadir di sini untuk meresmikan gedung Perguruan Muhammadiyah yang tadi dilaporkan sedemikian rupa perjuangannya dengan semangat kebersamaan dari saudara-saudara kami. Sehingga motto dengan bersatu dan bersaudara kita membangun, itulah semangat spirit Muhammadiyah dan itulah spirit Islam,” tegasnya.

Dalam sambutan peresmian ini, Haedar mengatakan jika Muhammadiyah merawat tradisi Islam untuk menghadirkan peradaban dan masyarakat maju yang berasaskan ilmu serta menebar rahmat sebagaimana yang telah dibangun oleh para ulama Islam di masa awal seperti Al-Khawarizmi, Ibn Sina, Al-Jabbar, dan yang lainnya.

“Maka di bumi manapun Islam hadir, di Papua, di seluruh negeri di Indonesia tercinta bahkan di Eropa, Amerika dan lainnya, sejatinya Islam itu menebar rahmat bagi semesta alam,” kata Haedar.

Di depan pemerintah kabupaten Timika, Haedar pada kesempatan itu juga menegaskan visi inklusif serta kultur taat asas Muhammadiyah dalam berjuang menerjemahkan nilai-nilai utama Islam di atas. Terlebih di wilayah yang plural seperti bumi Papua.

“Begitu juga nilai-nilai agama yang dihadirkan itu memang di satu pihak memberi peneguhan akidah dan ibadah, tapi kita juga menghormati agama dan kepercayaan saudara-saudara kita apapun agamanya dalam prinsip lakum dinukum waliyaddin, bagimu agamamu, bagiku agamaku,” terangnya.

Dalam berjuang, maka Muhammadiyah kata Haedar mengutamakan kerja sama dengan semua pihak sembari berpedoman pada pemaknaan etis benar-salah, baik-buruk, pantas dan tidak pantas.

“Agama mengajarkan agar memperjuangkan kepentingan itu ambil yang benar dan jangan ambil yang salah. Ambil yang baik dan jangan ambil yang buruk. Ambil yang pantas, dan jauhi yang tidak pantas,” pesan Haedar.

“Sering ada penyalahgunaan dalam memperjuangkan kepentingan itu baik atas nama agama, tapi juga atas nama lain seperti ideologi, politik, dan kepentingan-kepentingan lain. Maka agama juga mengajarkan agar kita saling mengenal, saling bekerja sama dalam memperjuangkan itu agar tidak homo homini lupus. Manusia menjadi serigala bagi yang lain. Agar kita tidak memperjuangkan diri dan kelompok sendiri dengan merusak, menghancurkan kepentingan kelompok lain. Di situlah lahir konsep ukhuwah, konsep taaruf,” tutupnya. [muhammadiyah.or.id]

[post-views]
Selaras