Media Berkemajuan

8 September 2024, 09:04

Covid-19 Kembali Menghantam Singapura, Ini Kata Menkes RI!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Singapura [Foto: Gramedia]

Singapura, mu4.co.id – Covid-19 kembali menghantam Singapura. Peningkatan kasus bahkan meningkat dua kali lipat dari minggu ke minggu.

Kasus Covid-19 mulai tanggal 5 hingga 11 Mei 2024 naik menjadi 25.900. Naik 90% dibandingkan dengan 13.700 kasus pada minggu sebelumnya.

Rata-rata pasien rawat inap Covid-19 sekitar 250 pasien dari 181 pada minggu sebelumnya. Namun, Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura menambahkan rata-rata kasus harian di perawatan intensif masih rendah yaitu tiga kasus dibandingkan dua kasus pada minggu sebelumnya.

Baca Juga: Tingkatkan Capaian Vaksinasi dan Lawan Hoax Kesehatan, Muhammadiyah berkolaborasi dengan Unicef

Hal ini membuat MOH Singapura mengambil langkah-langkah untuk memastikan kapasitas yang memadai di rumah sakit umum. Warga juga diminta untuk kembali memakai masker.

Kita berada di bagian awal gelombang yang terus meningkat. Jadi, menurut saya gelombang ini akan mencapai puncaknya dalam dua hingga empat minggu ke depan, yang berarti antara pertengahan dan akhir Juni,” ucap Menteri Kesehatan, Ong Ye Kung pada Strait Times, dikutip dari CNBC pada Kamis (23/5).

Vaksinasi pun kembali didesak untuk diterapkan ke kelompok berisiko tinggi. Kung mendesak mereka yang berisiko tinggi terkena penyakit parah, termasuk orang yang berusia 60 tahun ke atas, orang yang rentan secara medis, dan penghuni fasilitas perawatan lansia, untuk menerima dosis vaksin Covid-19 tambahan jika mereka belum menerima dosis vaksin tersebut dalam 12 bulan terakhir.

Saat ini varian Covid-19 yang dominan secara global yaitu JN.1 dan sub-garis keturunannya, termasuk KP.1 dan KP.2. Khusus KP.1 dan KP.2, varian ini ditemukan lebih dari dua pertiga kasus di Singapura.

Kedua strain ini disebut FLiRT. Virus ini juga merupakan strain yang dominan di Amerika Serikat (AS) dan telah terdeteksi di negara-negara seperti China, Thailand, India, Australia, dan Inggris.

Sebenarnya, tidak ada indikasi KP.1 dan KP.2 lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan dengan varian lainnya. Namun MOH mendesak masyarakat untuk terus mendapatkan informasi terbaru tentang vaksinasi guna terhindar dari jenis virus yang ada saat ini dan yang baru muncul.

“Saat ini tidak ada indikasi, baik secara global maupun lokal, bahwa KP.1 dan KP.2 lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar,” kata MOH.

Menteri Kesehatan RI beri peringatan

Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI menyatakan kemungkinan besar COVID-19 varian KP.1 dan KP.2 yang memicu lonjakan kasus di Singapura juga ditemukan di Tanah Air. Hal ini karena intensitas perjalanan masyarakat dengan negara tetangga tersebut tergolong tinggi.

“Singapura tetangga dan trafiknya antara Singapura dan Indonesia juga cukup tinggi. Saya rasa, sih, pasti akan masuk ke Indonesia yang (varian) KP, ya,” ucap Budi.

Namun, Menkes Budi mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir lantaran ancaman lonjakan kasus tidak dibarengi dengan perburukan gejala pada pasien COVID-19. Kasus rawat inap di Singapura dan angka kematian akibat Corona juga masih relatif rendah jika dibandingkan dengan gelombang sebelumnya.

Baca Juga: Indikasi Covid-19, Bandara Soetta Kembali Terapkan Protokol Kesehatan Serta Wajib Masker

Karakteristik penularan COVID-19 varian KP.1 dan KP.2 pun diklaim masih terbilang rendah.

“Cuman hasil yang sudah saya review (tinjau), varian dari KP ini transmissibility-nya sama security-nya, seberapa cepat dia bisa menularkan, dan seberapa fatal dia bisa mematikan itu relatif juga sangat rendah,” ucap Budi.

Yang perlu diwaspadai apabila mengeluhkan gejala berkepanjangan yang tidak kunjung mereda, terkait dengan COVID-19. Bila keluhan tak juga membaik, sempatkanlah waktu beristirahat sementara waktu.

Dua gejala khas COVID-19 yang masih banyak ditemukan hingga saat ini adalah batuk dan demam.

“Nggak perlu terlalu panik, yang penting itu kalau ada demam-demam, batuk-batuk, ya langsung tes PCR atau rapid aja. Kalau (hasilnya) positif, ya, istirahat,” ucapnya

Sumber: CNBC, detik health

[post-views]
Selaras