Edisi Khusus 10 Ramadhan 1446 H
Banjarmasin, mu4.co.id – Shalat tarawih merupakan salah satu amalan sunnah di bulan Ramadhan, yang mempunyai waktu tertentu yakni dimulai setelah shalat Isya hingga munculnya fajar.
Lalu kapan waktu pelaksanaan shalat tarawih yang utama?
Dilansir dari Fatwa Tarjih, Senin (10/03/2025) shalat tarawih yang lebih utama (afdhal) adalah dilakukan pada waktu larut malam, yang dikerjakan di masjid dengan berjamaah. Seperti yang dilakukan Rasulullah Saw, ketika keluar ke masjid beberapa malam dan waktu sudah larut malam, kemudian berjama’ah dengan para shahabat dan selesainya hampir mendekati waktu sahur.
Meskipun demikian, shalat tarawih boleh juga dikerjakan pada awal malam sesudah mengerjakan shalat isya dengan berjamaah di masjid untuk mengejar pahala jama’ahnya.
Baca juga: Wajibkah Salat Iftitah Sebelum Tarawih? Berikut Dalil-dalilnya!
Adapun shalat tarawih sendiri menurut tuntunan Nabi Saw yaitu sebelas rakaat dengan witirnya, yang dikerjakan dengan cara empat rakaat lalu salam tanpa tahiyyat awal, kemudian empat rakaat lalu salam, dan ditutup dengan shalat witir tiga rakaat lalu salam. Seperti yang disebutkan dalam hadits berikut ini:
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ قَالَتْ مَا كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًافَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلاَثاً … [رواه البخاري ومسلم]
Artinya: Dari Abi Salamah Ibnu Abdir-Rahman (dilaporkan) bahwa ia bertanya kepada Aisyah tentang bagaimana shalat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramadhan. Aisyah menjawab: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melakukan shalat sunah (tathawwu’) di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat . Beliau shalat empat rakaat dan jangan engkau bertanya betapa indah dan panjangnya, kemudian beliau shalat lagi empat rakaat, dan jangan engkau bertanya betapa indah dan panjangnya. Kemudian beliau shalat lagi tiga rakaat… [HR. al-Bukhari dan Muslim].