Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 09:02

Puluhan Ribu Warga Israel Pilih Kabur, Usai Menolak Tawaran Perang

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Bandara Ben Gurion mulai padat penumpang sejak 7 Oktober 2023 [Foto: The Times Of Israel]

Tel Aviv, mu4.co.id – Puluhan ribu warga diketahui meninggalkan Israel seusai tolak tawaran perang.

The Times of Israel menyebutkan bahwa pada Ahad (4/2/2024), sekitar 30.000 warga memadati Bandara Ben Gurion untuk dapat meninggalkan Israel di tengah memanasnya perang Israel-Hamas.

Hingga saat ini, tujuan utama dari lonjakan di Bandara Ben Gurion masih belum diketahui. Namun, muncul spekulasi bahwa puluhan ribu penduduk melarikan diri dari kewajiban tugas dinas cadangan (reserve duty) untuk mengisi kekosongan personil di jalur Gaza.

Baca Juga: Ribuan Tentara Israel Kabur, Tak Sanggup Hadapi Perang Lawan Hamas

Sebelum pecahnya perang pada 7 Oktober 2023, Bandara Ben Gurion hanya melayani sekitar 500 penerbangan per hari. Namun, setelah konflik memanas, bandara tersebut didatangi oleh warga Israel yang ingin menghindari penugasan perang.

Otoritas Kependudukan dan Imigrasi Israel menunjukkan data bahwa hampir setengah juta penduduk telah meninggalkan negara mereka sejak 7 Oktober 2023. Sebanyak 470.000 warga Israel juga pergi ke luar negeri tanpa kepastian kembali.

Sejak itu, pemerintah meningkatkan premi asuransi dan menyebabkan beberapa maskapai menghentikan layanannya di beberapa bandara di Israel. Hanya beberapa maskapai yang tetap beroperasi karena diasuransikan oleh Inbal Insurance Co. yang dimiliki pemerintah.

Hal ini menyebabkan Bandara Ben Gurion hanya mampu menangani 100 penerbangan per hari. Dampaknya, sektor pariwisata baik dalam maupun luar negeri di Israel mengalami penurunan yang signifikan.

Baca juga: Perekonomian Israel Terguncang Imbas Perang di Gaza, Banyak Warga Israel Alami Kemiskinan, Bagini Kondisinya!

“Perang tidak hanya tragis, tapi juga mahal. Dampaknya terhadap pariwisata, misalnya, sangat nyata dan tidak bisa diabaikan,” kata kolumnis teknologi dan penasihat startup yang berbasis di Beit Shemesh, Israel, Hillel Fuld.

Kemudian pada awal tahun 2024, sejumlah maskapai mulai kembali beroperasi meskipun biaya premi masih tinggi. Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh warga Israel untuk kabur dari tugas yang diwajibkan kepada mereka untuk menghindari tugas perang dan mencari perlindungan di negara lain.

Sumber: TribunNews.com

[post-views]
Selaras