Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 11:00

Milad ke-106 ‘Aisyiyah, PWA Kalsel Ramaikan dengan Serangkaian Kegiatan dan Berkurban

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Warga Aisyiyah Kalimantan Selatan [Foto: Dokumentasi Istimewa]

Banjarmasin, mu4.co.id — Dalam rangka Milad ke-106 ‘Aisyiyah, Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Kalimantan Selatan (Kalsel) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dan Ibu Dra. Hj. Rachmah Norlias (Ketua Komisi I DPRD Prov. Kalsel) untuk mengadakan serangkaian kegiatan, yaitu :

  1. Senam bersama Lansia dan Penyerahan Bingkisan
  2. Screening Kesehatan
  3. Edukasi Kesehatan oleh dr. Meldy Muzada Elfa, Sp. PD, FINASIM dengan materi “Sehat Masa Produktif, Cegah Renta di Masa Depan”

Baca Juga: Silaturahmi dan Koordinasi Pilar Pendidikan Lazismu Bersama LKSA Muhammadiyah ‘Aisyiyah se Kalimantan Selatan

Dr. Meldy Isi Seminar Edukasi Kesehatan dalam Kegiatan Milad Aisyiyah ke-106 [Foto: Dokumentasi Istimewa]

Kegiatan tersebut dipusatkan di aula Panti Asuhan ‘Aisyiyah Hikmah Zamzam, Jl. Sultan Adam, Banjarmasin,  Rabu (14/6/2023) dan dihadiri oleh ‘Aisyiyah Wilayah Kalsel, Daerah, dan Cabang di Kota Banjarmasin. Kurang lebih sebanyak 150 orang mendapatkan layanan pemeriksaan dan edukasi kesehatan.

Rangkaian kegiatan berikutnya sekaligus menjadi acara puncak milad adalah penyerahan 1 ekor sapi hewan kurban ke Desa Nelayan, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Jumat (30/6/2023) mendatang.

Baca Juga: Peletakan Batu Pertama SD ‘Aisyiyah Multilingual Kudus; Berawal Dari Wakaf dan Sedeqah

Acara puncak milad ‘Aisyiyah ini juga akan diisi dengan tablig akbar dan dihadiri oleh warga Aisyiyah dari 13 Daerah se Kalsel.

“Tema milad tahun ini adalah ‘Kepemimpinan Perempuan, Mencerahkan Peradaban Bangsa’. Di usianya yang ke-106, ‘Aisyiyah berkomitmen turut membangun negeri, terutama dalam memajukan perempuan melalui peran-perannya,” ujar Nina Muidah, Sekretaris PWA Kalsel, saat dihubungi Mu4.co.id via WhatsApp, Sabtu (17/6/2023).

Lebih lanjut Nina mengatakan, kepemimpinan perempuan itu jangan diartikan bahwa untuk mencerahkan peradaban bangsa, perempuan harus menjadi pemimpin dulu. Kalau perempuan berbondong-bondong jadi pemimpin, akan banyak rumah tangga yang ditinggalkan dan anak-anak menjadi kacau.

“Oleh karena itu, kepemimpinan perempuan harus diartikan sebagai kepeloporan. Artinya perempuan harus jadi pelopor dalam kebaikan. Jadi, peran perempuan sebagai pelopor itulah yang dimaksudkan dapat mencerahkan peradaban bangsa,” jelas Nina.

[post-views]
Selaras