Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 08:09

Mengejutkan! Setelah 52 Tahun Bertakhta, Ratu Denmark Lepas Takhta

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Ratu Denmark Margrethe II undurkan diri setelah 52 tahun bertakhta [Foto: wolipop.detik.com]

Denmark, mu4.co.id – Kabar mengejutkan datang dari Ratu Denmark Margrethe II, yang berencana akan mengundurkan diri setelah 52 tahun bertakhta yang disiarkan melalui siaran langsung TV negara itu pada Malam pergantian tahun 2024 kemarin, Ahad (31/12/2023).

Ratu yang naik takhta pada tahun 1972 itu, mengumumkan bahwa ia akan melepas takhta nya pada 14 Januari 2024 mendatang, dan akan digantikan oleh anak sulungnya yaitu Putra Mahkota Frederik.

Ratu Margrethe mengatakan, “Saya telah memutuskan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat. Pada 14 Januari 2024, 52 tahun setelah saya menggantikan ayah tercinta, saya akan mengundurkan diri sebagai ratu Denmark. Saya serahkan tahta kepada putra saya, Putra Mahkota Frederik.”

Baca juga: Inilah Calon Sultan Brunei Masa Depan, Yang Masih Berusia Muda

Diketahui pengunduran dirinya tersebut terkait dengan kondisi kesehatannya, karena Ia sempat menjalani operasi punggung pada awal 2023. “Operasi ini memunculkan pemikiran tentang masa depan, sudah tiba waktunya untuk menyerahkan tanggung jawab ke generasi berikutnya,” ucap Margrethe dalam pidatonya.

Ratu yang berusia 83 tahun itu menjadi Raja terlama dalam sejarah Denmark setelah kematian ayahnya Raja Frederik IX pada tahun 1972. Bahkan ia menjadi raja terlama di Eropa setelah kematian Ratu Inggris Elizabeth II pada September 2022.

Ratu Margrethe dikenal karena kepribadiannya yang bijaksana, kreatif, dan karena kecintaannya pada arkeologi serta telah mengambil bagian dalam beberapa penggalian. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen berterima kasih kepada ratu atas dedikasi seumur hidupnya terhadap tugas.

Frederiksen mengatakan, “Masih sulit untuk memahami bahwa kini waktunya telah tiba untuk pergantian takhta. Ratu Margrethe adalah lambang Denmark dan selama bertahun-tahun telah mencurahkan kata-kata dan perasaannya ke dalam diri kita sebagai bangsa dan negara.”

Sumber: tempo.co

[post-views]
Selaras