Jakarta, mu4.co.id – Indonesia kembali harumkan namanya melalui prestasi yang ditorehkan. Kali ini datang dari Dosen Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Aulia Qisthi yang berhasil raih penghargaan Best Paper Award pada ajang The Minerals, Metals, and Materials Society’s (TMS) Light Metals and Extraction and Processing Divisions 2024.
Pemberian penghargaan tersebut akan berlangsung pada “The TMS 2024 Annual Meeting and Exhibition” di Orlando, Florida, Amerika Serikat (AS) pada Maret 2024 mendatang.
Aulia memperoleh penghargaan tersebut berkat risetnya yang berjudul “Penilaian Jejak Karbon terhadap Proses Daur Ulang Limbah PCB melalui Rute Peleburan Tembaga di Australia.” Dalam risetnya, ia mengkaji terkait kondisi pengelolaan limbah elektronik papan sirkuit cetak (PCB) di Australia, serta potensi pengurangan emisi karbon dari sumber energi terbarukan selama proses daur ulang.
Penghargaan TMS sendiri merupakan penghargaan tahunan oleh asosiasi profesional terkemuka yang menghubungkan dan mempertemukan lebih dari 4.000 ilmuwan dan insinyur mineral, logam, dan material bidang industri, akademisi, dan pemerintahan dari berbagai negara di seluruh dunia.
Dalam melakukan risetnya, Aulia berkolaborasi atau melibatkan pihak akademia dan industri. Ia juga menuturkan, penelitiannya tersebut dimulai saat masih kuliah program doktor di Swinburne University of Technology, Melbourne, Australia. Ia menjelaskan limbah elektronik merupakan salah satu jenis limbah terbanyak di Australia. Potensi besar nilai logam mulia di limbah elektronik sendiri memicu berkembangnya fasilitas daur ulang limbah elektronik di negara tetangga tersebut.
Baca juga: Menginspirasi! Laila Refiana Said Guru Besar Perempuan Pertama di FEB ULM
“Analisis awal dampak lingkungan menggunakan jejak karbon sebagai indikator utama untuk menganalisis fasilitas pengolahan limbah PCB yang komprehensif di Australia dilakukan dan dipaparkan dalam penelitian ini,” imbuh Aulia.
“Kami mengkaji situasi pengelolaan limbah PCB berdasarkan tiga skenario berbeda, yaitu daur ulang limbah PCB di fasilitas skala kecil, daur ulang limbah PCB yang terintegrasi dengan industri, dan daur ulang limbah PCB di fasilitas daur ulang yang terpusat dan besar,” tambahnya.
Dosen asal Indonesia ini berharap penelitiannya bisa dikembangkan untuk analisa jejak karbon dalam pengembangan fasilitas proses daur ulang limbah PCB di Indonesia.
Dekan FTUI, Prof Dr Heri Hermansyah, ST, MEng, IPU, menyatakan, kolaborasi Aulia Qisthi di risetnya menebalkan pentingnya kerja sama lintas disiplin untuk percepatan pemecahan masalah di tengah warga.
“Kolaborasi lintas disiplin ini adalah bukti bahwa berbagai permasalahan yang ada memang perlu ditangani bersama agar cepat teratasi. Berbagai permasalahan yang ada saat ini semakin kompleks, sehingga memerlukan kolaborasi lintas disiplin agar menghasilkan solusi yang unggul dan berdampak positif bagi masyarakat,” tuturnya.
Sumber: ui.ac.id