Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 11:19

Dendam, Israel Lagi-Lagi Bunuh Keluarga Pemimpin Hamas di Tengah Perundingan Gencatan Senjata

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Ismail Haniyeh (kiri). [Foto: tangkapan layar video @mayadeenenglish]

Gaza, mu4.co.id – Tiga anak pemimpin Hamas yaitu Ismail Haniyeh tewas oleh serangan brutal Israel pada saat Idul Fitri, Rabu (10/4).

Haniyeh menjelaskan bahwa tiga anaknya sedang mengunjungi kerabatnya di kamp pengungsian Al Shati di Gaza Utara untuk merayakan Idul Fitri.

Tiga anak Haniyeh yaitu Hazem, Amir, dan Mohammad tewas setelah mobil yang dikendarainya dibom oleh pesawat jet tempur Israel di kamp Al Shati.

Selain anaknya, dua cucu Haniyeh juga tewas dan satu cucu lainnya terluka akibat serangan itu.

“Tidak ada keraguan bahwa musuh (Israel) didorong oleh balas dendam serta niat pembunuhan dan pertumpahan darah. Mereka tidak mematuhi standar atau hukum apa pun,” ucap Haniyeh dalam wawancaranya kepada Al Jazeera, dilansir dari CNN, Kamis (11/4).

Haniyeh juga menyebutkan sebanyak 60 keluarganya terbunuh sejak agresi Israel ke Gaza pada 7 Oktober 2023.

Baca Juga: Hari ke-186 Perang Gaza, Ini Sejumlah Kemunduran Israel!

Serangan terhadap anak Haniyeh terjadi disaat pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih berlangsung di Kairo, Mesir.

“Tuntutan kami jelas dan spesifik. Musuh mungkin berkhayal bahwa dengan menargetkan anak-anak saya di tengah perundingan, akan mendorong Hamas untuk mengubah posisi,” jelas Haniyeh.

“Darah anak-anak saya tidak lebih berharga daripada darah rakyat kami. Semua martir di Palestina adalah anak-anak saya.” katanya.

Haniyeh menegaskan bahwa serangan kepada keluarganya merupakan bukti kegagalan Israel dan dia tidak akan mengubah posisi Hamas dalam perundingan gencatan senjata.

Dia mengatakan Hamas tidak akan menarik tuntutannya dalam perundingan yaitu tuntutan gencatan senjata permanen, pemulangan warga Palestina yang terlantar ke rumah mereka, hingga pembebasan tahanan Palestina.

Ismail Haniyeh merupakan pemimpin politik Hamas yang ditunjuk sejak tahun 2017. Dia telah berpindah-pindah antara Turki dan Doha demi menghindari pembatasan perjalanan yang dilakukan Israel dan memungkinkannya bertindak sebagai negosiator perundingan gencatan senjata.

Video saat Haniyeh mendengar kabar anaknya tewas karena serangan Israel.

Sumber: CNN

[post-views]
Selaras