Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 08:29

BPPTKG Yogyakarta Katakan Gunung Merapi Bukan Erupsi Biasa

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Ilustrasi erupsi gunung merapi [Foto: merdeka.com]

Yogyakarta, mu4.co.id – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat kejadian Awan panas guguran Gunung Merapi yang terjadi di Boyolali dan Klaten Jawa Tengah pada Ahad (21/01/2024) bukan sebagai letusan biasa.

Kejadian tersebut disebabkan karena angin yang bertiup ke arah Timur, dengan titik jatuh hujan abu berjarak sekitar 30 km dari puncak Gunung Merapi, yang berbeda dengan erupsi selama ini bersifat cenderung efusif atau lelehan layaknya guguran lava atau awan panas guguran.

Kepala BPPTKG DIY Agus Budi Santoso menuturkan erupsi eksplosif memiliki kolom, namun tidak terdeteksi ketinggian, karena kondisi di kawasan puncak Gunung Merapi yang sedang berawan dan hujan.

“Untuk kejadian ini ada indikasi ke arah eksplosif. Namun karena di kategori kegempaan di laporan Magma tidak ada kategori erupsi, sehingga kami klasifikasikan menjadi letusan. Tercatat memiliki amplitudo 70 milimeter, berdurasi 239,64 detik tapi ketinggian kolom tidak teramati,” jelas Agus Senin (22/01/2024).

Baca juga: Siaga! Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Sejauh 7 Kilometer

Agus juga menuturkan volume kubah lava Barat Daya mencapai kisaran 2,9 juta meter kubik dan 2,4 juta meter kubik untuk kubah lava sisi Tengah, karena produksi dan suplai magma Gunung Merapi masih sangat aktif. Terbukti dengan tingginya data kegempaan maupun deformasi Gunung Merapi.

Ditambah tingginya curah hujan yang memicu keluarnya suplai magma itu ke permukaan. Magma yang keluar ini kemudian membentuk awan panas yang terjadi seperti beberapa hari terakhir ini.

Walau aktivitas erupsi Merapi cenderung tinggi, Agus mengatakan masih sebagai siklus normal, yang kerap terulang sebanyak 9 kali selama 3 tahun terakhir. BPPTKG DIY pun sementara memastikan status Gunung Merapi saat ini masih Level III (Siaga), dan evaluasi akan dilakukan apabila luncuran melebihi potensi bahaya dan akan berdampak ke pemukiman.

Karenanya, masyarakat dihimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah yang potensi bahaya lahar dan awan panas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Sumber: jawapos.com

[post-views]
Selaras