Inggris, mu4.co.id – Replika mobil yang ditumpangi mendiang Hind Rajab, bocah berusia 6 tahun yang tewas ditembak 335 kali oleh pasukan Israel, resmi dipamerkan di Bradford, Inggris, sebagai seruan untuk keadilan dan kemanusiaan.
Mobil yang ditembak sebanyak 335 kali itu digunakan saat Hind Rajab dan keluarganya melarikan diri dari Gaza pada tahun lalu.
Berdasarkan investigasi media, tank Israel yang menembaki Hind Rajab dan keluarganya hanya berjarak 13 hingga 23 meter.
Sepuluh hari setelah kejadian, jasad Hind ditemukan bersama sepupunya, Lian, terbaring di tengah reruntuhan dan puing.
Hind Rajab sendiri sempat viral karena rekaman suaranya yang meminta tolong kepada layanan telepon darurat saat dikepung oleh tank Israel.
Komandan Israel Pembunuh Hind Rajab Dilaporkan ke ICC
Hind Rajab Foundation mengungkap bahwa Letnan Kolonel Benny Aharon, komandan Brigade Lapis Baja ke-401 Israel, bertanggung jawab atas kematian Hind Rajab, di Tel al-Hawa, Gaza pada Januari 2024.
Yayasan tersebut telah melaporkan kasus ini ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) setelah penyelidikan selama setahun, menuduh Aharon dan pasukannya melakukan kejahatan perang.
Serangan itu juga menargetkan ambulans Bulan Sabit Merah yang hendak menyelamatkan Hind, menewaskan dua paramedis. Pada hari ulang tahun Hind yang seharusnya ke-7 pada Sabtu (3/5), yayasan mengumumkan langkah hukum pertama untuk menuntut keadilan.
Baca Juga: Israel Mulai Bantai Rafah, Anak-anak Hingga Ambulance Dihajar!
Yayasan menyatakan bahwa pengaduan ke ICC didukung oleh bukti kuat dan investigasi mendalam yang melibatkan ahli hukum dan lembaga riset seperti Forensic Architecture. Mereka kini menuntut surat perintah penangkapan untuk Aharon dan anggota unitnya.
“Ini bukan tindakan balas dendam, tetapi kewajiban hukum dan moral terhadap seorang anak yang terbunuh saat memohon bantuan,” ujar Diab Abu Jahjah, kepala Hind Rajab Foundation, dikutip dari SindoNews, Jum’at (9/5).
Yayasan menyatakan bahwa pengaduan ini adalah langkah awal menuju keadilan dan menegaskan komitmennya untuk terus mengejar pertanggungjawaban atas pembantaian di Tel al-Hawa, sebagai bagian dari perjuangan melawan impunitas (seseorang yang tidak dihukum) atas kejahatan terhadap warga sipil Palestina.
(Detik news, SindoNews, Wikipedia)