Rafah, mu4.co.id – Israel dilaporkan memulai prosedur serangan darat (ground invasion) dengan serangan udara ke Rafah (Gaza Selatan) yang menewaskan sekitar 28 warga Palestina, termasuk diantaranya anak-anak, Sabtu (10/02/2024).
“Ada rasa cemas dan panik yang semakin besar di Rafah. Orang-orang tidak tahu ke mana harus pergi,” kata Philippe Lazzarini, kepala badan UNRWA, kepada Reuters.
Reuters menambahkan bahwa hampir satu dari 10 warga Gaza yang berusia di bawah 5 tahun kini mengalami kekurangan gizi akut, menurut data awal PBB dari pengukuran lengan yang menunjukkan penurunan fisik.
Sementara itu, Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas memperingatkan bahwa tujuan mengusir paksa warga Palestina ke Mesir adalah sebagai pengulangan pembersihan etnis Israel terhadap warga Palestina pada Nakba 1948.
Baca juga: Netanyahu Perintahkan Pasukannya Serbu Rafah. Sekjen PBB Bakal Meningkatkan Mimpi Buruk Kemanusiaan
Serangan Israel tersebut tidak pandang bulu, termasuk wanita dan anak-anak. Seperti yang dialami seorang bocah perempuan Palestina berusia 5 tahun, Hind Rajab yang ditemukan tewas, yang diketahui sempat meminta bantuan layanan darurat menggunakan telepon seluler.
“Ayo bawa aku. Maukah kamu datang dan membawaku? Aku sangat takut, mohon silakan datang!” ucap Hind dalam rekaman panggilan sambil menunggu ambulans untuk menyelamatkannya.
Pasukan Israel pun kemudian melepaskan tembakan dan membunuh dua pekerja ambulans yang dikirim untuk menemukannya, sehingga nasib Hind sempat tidak diketahui, namun sekarang juga ditemukan meninggal.
Akibat dari agresi militer darat Israel yang terus berlanjut tersebut juga menyulitkan kelompok bantuan, termasuk UNRWA, untuk memfasilitasi masuk dan pengiriman makanan ke wilayah Kota di perbatasan Gaza yang ditempati sekitar 1,3 juta warga Palestina.
Sumber: tribunnews.com
