Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 11:23

Prof. Hadin Muhjad: Banjarmasin Harus Jadi Kota Sadar Budaya Hukum

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Menara Pandang Kota Banjarmasin [Foto: britannica.com]

Banjarmasin, mu4.co.id – 24 September 2022 merupakan hari jadi Kota Banjarmasin. ‘Kota Seribu Sungai’ ini genap berusia 496 tahun. Banyak perubahan yang terjadi dari berbagai bidang. Baik dari segi sarana prasarana sampai jalannya otonomi daerah. Lantas bagaimana jika dilihat dari sudut pandang hukum, peraturan, tata tertib, dan ketaatan warganya?

Prof. Dr. H. M. Hadin Muhjad, S.H., M.Hum. guru besar di Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat, menyebutkan ada beberapa hal yang mempengaruhi pelaksanaan hukum di Banjarmasin. Pertama, aspek pelaksana di pemerintahan. Kedua, peraturan hukum. Ketiga, masyakat yang menjalankan, serta bagaimana sarana dan prasarananya.

“Dari sudut pemerintah, baik Walikota dan jajarannya maupun para DPRD serta seluruh perangkatnya, terkesan bekerja secara rutinitas. Kurang kreatif dan inovatif. Apalagi dalam menghadapi dinamika masyarakatnya,” ujar Hadin kepada mu4.co.id, Senin (26/9/2022).

Dari sisi peraturan pun, lanjut dia, belum tersusun secara sistematis dan terpadu. “Saya temukan ada perda (peraturan daerah) yang terulang dan ada perda yang sekarat, padahal penting.”

Menurutnya, perkembangan budaya hukum dalam masyarakat masih kurang dibina dan cenderung liar karena dibiarkan berjalan sendiri.

“Secara sosial kita harus memahami karakteristik masyarakat. Kita pelajari masyarakat Kota Banjarmasin ini, yang terbesar tinggal di mana? Kemudian, apa pekerjaannya? Apa kebutuhan dasar mereka? Setelah diketahui, baru disusun aturan hukumnya yang berfungsi sebagai a tool of social engineering,” terangnya.

A tool of sosial engineering memiliki arti bahwa hukum sebagai alat pembaharuan di masyarakat. Dalam istilah ini hukum diharapkan dapat berperan merubah nilai-nilai sosial dalam masyarakat.

APBD harus lebih banyak diarahkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraanya,” ujar Hadin.

Ia berharap, sarana prasarana di Banjarmasin bisa ditingkatkan lagi. “Bagi sebuah kota bukan menonjolkan ke modernannya, tetapi bagaimana memelihara dan mempertahankan keaslian, baik perilaku budaya serta artifaknya yang perlu dilestarikan. Karena prinsip dasar membangun sesuai dengan kepribadiannya,” papar dia.

Hadin juga berpesan kepada golongan milenial, sesibuk apapun urusan di dunia, jangan lupa melaksanakan shalat. “Sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW., sesibuk apapun kita akan urusan dunia, ketika tiba panggilan shalat, hendaklah kita meninggalkan semua urusan duniawi untuk melaksanakan shalat. Manfaatkan waktu dengan baik. Ibadah dan dunia harus seimbang,” demikian Hadin Muhjad.(*)

Reporter: Maulidya Firyanda Sulaiman

[post-views]
Selaras