Batola, mu4.co.id – Penasihat Khusus Presiden RI Bidang Urusan Haji, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP menghadiri langsung Resepsi Milad ke-9 UM Banjarmasin, di Studio Adijani Al-alabij Lt.5 Kampus Utama, Batola, Sabtu (11/01/2025).
Dalam pidato miladnya, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Pendidikan dan Kebudayaan itu menjelaskan tentang bagaimana sejarah terbentuknya Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan kondisi awal merintis perguruan tinggi Muhammadiyah.
Dirinya mengatakan bahwa perguruan tinggi yang pertama itu adalah perguruan tinggi swasta. “Yaitu Universitas Islam Indonesia (UII) yang kemudian dinegerikan menjadi Universitas Gadjah Mada (UGM). Jadi yang melahirkan perguruan tinggi negeri itu swasta,” ungkapnya.
“Oleh karena itu perkembangan selanjutnya wajar kalau kemudian perguruan tinggi swasta itu secara kuantitas itu jauh lebih banyak dan lebih besar dibanding negeri. Maka muncullah berbagai perguruan tinggi swasta termasuk perguruan tinggi Muhammadiyah,” sambungnya.
Baca juga: Resepsi Milad ke-9, Rektor UMBJM Jelaskan Perkembangan Setahun Kebelakang!
Selain itu, Muhadjir Effendy yang juga pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menggantikan Anies Baswedan itu juga mengisahkan bahwa perguruan tinggi yang berprakarsa zaman dahulu adalah berasal dari organisasi keagamaan.
“Seperti Universitas Harvard, itu dulu yang mendirikan adalah entitas Kristen, John Harvard yang mendirikan adalah seorang pendeta. Semua perguruan tinggi swasta di Amerika, dan Eropa Barat itu dulu yang mendirikan adalah entitas agama terutama Kristen dan Katolik. Sama seperti Universitas Oxford yang dulunya merupakan sekolah agama, untuk mendidik calon-calon pendeta, dan guru agama, kemudian ada proses sekulerisasi, dan sampai sekarang,” ujarnya.
“Jadi yang ingin saya sampaikan adalah kita boleh sekarang bangga dengan namanya Universitas Muhammadiyah, tapi kalau kita tidak bisa merawatnya dengan baik, itu bisa saja nanti tinggal nama. Ada Harvard, tapi tidak ada lagi doktrin keagamaan di Harvard. Sangat mungkin proses sekulerisasi itu akan terjadi di perguruan tinggi, cepat atau lambat,” sambungnya.
“Jadi saya ingatkan kembali jangan kita merasa nyaman dengan nama Universitas Muhammadiyah ini, belajar dari kasus Eropa Barat dan Amerika, karenanya kita harus waspada dengan kemungkinan-kemungkinan itu. Makanya saya minta pelajaran Al Islam Kemuhammadiyahan dan kaderisasi itu mutlak tidak boleh diabaikan untuk menjaga ruh perguruan tinggi,” lanjutnya lagi.
Baca juga: Resepsi Milad ke-8 UMB: Harmoni dan Sinergi untuk Kemajuan Banua
Lebih lanjut, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) periode 2000–2016 itupun mengajak Universitas Muhammadiyah Banjarmasin untuk menjadi social enterprise, atau organisasi bisnis sosial untuk memberikan manfaat. “Selama ini Muhammadiyah menjadi perantara orang, sekarang kita harus memproduk sendiri apa yang selama ini kita terima dari luar kemudian kita salurkan,” tuturnya.
“Misalnya kita berhasil mengumpulkan dana dari luar satu triliun lalu kita salurkan, kira-kira enakan mana kalau kita punya sendiri uang satu triliun kemudian kita salurkan? Untuk punya uang itulah yang harus kita bangun. Sehingga kita bisa menjadi lembaga filantropi sekaligus sebagai social enterprise, dan itu mudah asal kita punya kemauan dan visi yang kuat, dan harus open minded,” sambung mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu.
“Cara berfikir seperti ini harus berkembang di perguruan-perguruan tinggi Muhammadiyah. Kalau cuma berfikir mengandalkan SPP dari jumlah mahasiswa itu sudah pemikiran yang kuno. Kalau UMB ingin membangun endowment yang kuat, ya rektor dan pemimpin-pemimpinnya harus rajin kumpul paling tidak bisa belajar, harus open minded, jangan merasa besar,” sambungnya.
Dirinya pun mengakhiri pidatonya sekaligus mengucapkan selamat milad ke-9 untuk Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. “Saya optimistis dengan perkembangan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin ini apalagi dibawah kepemimpinan Prof Huzaifah ini, saya kenal beliau, dia orang tekun, memiliki konsen yang sangat kuat. Jadi insyaallah nanti kita akan dukung apa yang kita bisa bantu untuk Universitas Muhammadiyah ini,” tuturnya.
“Mudah-mudahan (dengan milad ke-9 UMB) selalu dapat berkah, dan saya mohon di kepemimpinan Prof Huzaifah betul-betul mendapatkan dukungan penuh dari Pimpinan Wilayah, Daerah dan seluruhnya jajaran Civitas Akademika demi untuk membawa kemajuan dan insyaallah saya akan memberikan dukungan paling tidak doa,” pungkasnya.