Media Berkemajuan

18 Oktober 2024, 03:35

Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Pengusir Hama Burung Pipit

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Pengusir Hama Burung Pipit. [Foto: ugm.ac.id]

Yogyakarta, mu4.co.id – Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada melakukan pengembangan pada alat pengusir hama burung pipit yang bernama Memedi Modern atau Memo.

Alat tersebut diciptakan oleh Hanif Nur Wahid (Teknik Pertanian), Hanif Riadi (Teknik Nuklir), Azkal Anas Ilmawan (Teknik Nuklir), Devi Fitriana (Teknik Elektro), Adinda Putri Romadhon (Teknologi Informasi), di bawah bimbingan Andri Prima Nugroho, S.TP, M.Sc, Ph.D.

MeMo diciptakan berangkat dari curahan hati kelompok Tani Sari Makmur Sengir, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dihantui ancaman serangan burung pipit di lahan persawahan mereka. 

Baca juga: Tiga Mahasiswa Arsitek ULM Berhasil Raih Nominasi 5 Besar di Sayembara Nasional IAI

Jumlah burut pipit yang cukup banyak tentu mengancam produktivitas padi yang dihasilkan. Sejauh ini, para petani masih menggunakan cara konvensional menggunakan jaring yang disebar di atas lahan persawahan untuk menghalau serangan burung pipit.

“Upaya pengusiran burung dengan cara tersebut tidak sesuai dengan prinsip Integrated Pest Management karena mengakibatkan burung pipit yang terjebak di jaring akan mati. Oleh karena itu, kami menciptakan alat inovatif dan efektif yakni MeMo,” papar Hanif, Rabu (18/10).

Hanif menjelaskan MeMo memiliki arti Memedi Modern. Memedi di dalam bahasa Jawa berarti sejenis makhluk yang menakutkan sehingga MeMo memiliki arti yaitu alat penakut hama burung pipit yang disajikan dengan hal-hal modern.

“MeMo dapat beroperasi di lahan sawah dengan otomatis sehingga pengguna dapat lebih diuntungkan. MeMo memiliki material yang berasal dari limbah plastik residu,” sambungnya.

MeMo dibuat dari limbah plastik kering yang melalui proses pemanasan lalu dibentuk dalam suatu cetakan. Hal tersebut juga menjadi keunikan dari MeMo serta dapat mengurangi permasalahan sampah secara perlahan.

Sumber tenaga MeMo berasal dari panel surya dengan spesifikasi 100 WP. Panel surya akan digunakan untuk mengisi baterai/aki. 

Baterai/aki memiliki jenis arus yang searah (DC) sehingga perlu diubah arusnya menjadi arus bolak-balik (AC) dengan menggunakan komponen inverter agar dapat digunakan untuk speaker ultrasonik.

MeMo juga terintegrasi dengan sensor PIR yang bekerja dengan prinsip seperti saklar. Sensor PIR berguna untuk mendeteksi objek yang berada di dekat MeMo, dalam hal ini adalah burung pipit.

Baca juga: Membanggakan! Siswa SD Muhammadiyah 10 Banjarmasin Raih Emas Kejuaraan Taekwondo

“Sensor PIR juga digunakan untuk menghemat penggunaan energi sehingga speaker ultrasonik akan menyala jika dan hanya jika terdapat objek di depan sensor PIR,” terangnya.

Melihat alat tersebut, mitra pengguna MeMo dari Kelompok Tani Sari Makmur Sengir, Suharno mengatakan bahwa MeMo memiliki desain yang elegan dan material yang tahan terhadap cuaca panas maupun hujan. MeMo juga terbukti ampuh dalam mengusir burung pipit.

“Harapannya MeMo bisa terus dikembangkan agar kedepannya memiliki jangkauan pengusiran hama yang cukup luas sehingga dapat diterapkan dalam skala besar.” ungkap Suharno.

Sumber: ugm.ac.id

[post-views]
Selaras