Media Utama Terpercaya

14 Juni 2025, 04:28
Search

Jemaah Haji Tak Satu Hotel per Kloter, Kemenag Ungkap Alasannya!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Kemenag
Direktur Layanan Haji Luar Negeri, Muchlis Hanafi. [Foto: Kemenag Sulteng]

Jakarta, mu4.co.id – Kementerian Agama menjelaskan bahwa jemaah haji tidak diinapkan berdasarkan kelompok terbang (kloter) saat di Makkah karena mengikuti sistem baru dari Pemerintah Arab Saudi. 

Direktur Layanan Haji Luar Negeri, Muchlis Hanafi, mengatakan bahwa idealnya jemaah satu kloter dilayani oleh satu perusahaan (syarikah) dan tinggal di hotel yang sama. Namun, kondisi tertentu membuat hal ini tidak bisa diterapkan sepenuhnya.

“Terkait kloter campuran ini, satu kloter terdiri dari jemaah berbagai syarikah. Kita tahun ini penyediaan layanan haji bagi jemaah kita di Arab Saudi dilakukan delapan syarikah. Idealnya satu kloter dilayani satu syarikah, one kloter one syarikah. Idealnya begitu,” jelas Muchlis dalam konferensi pers di Kantor Daerah Kerja Makkah Petugas Haji Indonesia, dikutip dari detik news, Selasa (13/5).

Baca Juga: Gratis Untuk Jemaah Haji RI, Berikut Rute Bus Shalawat di Makkah!

Ia menjelaskan bahwa keterlambatan visa menjadi salah satu penyebab jemaah dalam satu kloter terpisah penanganannya oleh beberapa syarikah. 

Meski Kemenag berusaha menjaga agar jemaah satu kloter tetap tinggal di hotel yang sama di Madinah, di Makkah penempatan hotel harus mengikuti syarikah yang melayani, sehingga jemaah terpisah di beberapa hotel.

“Karena layanan di Makkah ini berbasis syarikah maka konsekuensinya penempatan jemaah di hotel juga disesuaikan berdasarkan syarikah penyedia layanan,” ungkap Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) ini.

Muchlis menegaskan bahwa perbedaan penempatan hotel tidak mengurangi hak jemaah haji Indonesia. Semua layanan seperti akomodasi, konsumsi, dan transportasi tetap diberikan sesuai standar. 

Baca Juga: Tertahan di Bandara, Jemaah Haji Kedapatan Bawa Rokok Dalam Jumlah Banyak!

Ia juga menjelaskan bahwa penempatan berdasarkan syarikah justru mempermudah pengaturan saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, karena seluruh layanan di wilayah tersebut diatur oleh syarikah.

“Penataan berbasis syarikah ini justru akan memperkuat efektivitas layanan. Jadi memang Kementerian Haji itu strict (ketat). Harus berbasis syarikah. Harapan mereka lebih efektif diberikan terutama fase Armuzna ya, ini fase yang paling krusial,” ujar Muchlis.

Muchlis menyampaikan bahwa Kemenag telah bekerja sama dengan delapan syarikah untuk memastikan jemaah suami-istri, lansia, dan disabilitas yang didampingi tetap bisa tinggal di hotel yang sama, meskipun berada di bawah syarikah berbeda. Ia menekankan bahwa aspek kemanusiaan juga menjadi perhatian utama para syarikah.

(detik news)

[post-views]
Selaras