Riyadh, mu4.co.id – Kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Riyadh, Arab Saudi, disambut dengan hangat dan mewah oleh Putra Mahkota Arab Saudi Mohamed bin Salman (MbS) pada, Selasa (13/05/2025), waktu setempat.
Pangeran MbS menunggu di karpet ungu diapit oleh barisan kehormatan, bahkan pesawat tempur Saudi F-15 mengawal pesawat kepresidenan selama pendekatan terakhirnya ke Riyadh. Sambutan tersebut merupakan hak istimewa terkait hubungan erat antara kedua pemimpin itu, yang mana terlihat berbeda dengan hubungan saat Joe Biden menjadi Presiden AS.
“Saya benar-benar yakin kita sangat menyukai satu sama lain,” kata Trump selama pertemuan bilateral dengan Pangeran MbS.
Trump dan Pangeran MbS terlibat dalam percakapan hangat selama resepsi di terminal kerajaan. Di sana, mereka duduk di kursi emas di samping meja emas di bawah potret besar putra mahkota, Raja Salman, dan mendiang pendiri kerajaan.
Baca juga: Kunjungan Presiden Turki, Indonesia Lakukan Kesepakatan Kerja Sama Bangun Pabrik Drone!
Dalam kunjungan tersebut, AS menyetujui penjualan paket persenjataan senilai 142 miliar dollar AS atau setara Rp 2.358 triliun kepada Arab Saudi. Kesepakatan itupun disebut sebagai perjanjian kerja sama pertahanan terbesar yang pernah dilakukan oleh Washington.
Dalam lembar fakta resmi yang dirilis AS kerja sama ini mencakup berbagai sektor, mulai dari pertahanan udara dan rudal, kekuatan angkatan udara dan teknologi luar angkasa, hingga keamanan maritim dan sistem komunikasi.
Beberapa nama besar di industri pertahanan AS yang terlibat dalam kerja sama tersebut, seperti Lockheed Martin, RTX Corp, Boeing Co, dan Northrop Grumman. Salah satu mitra utama, Lockheed Martin dikabarkan akan menyuplai pesawat angkut C-130, sistem rudal, dan radar.
“Paket yang ditandatangani hari ini, kesepakatan kerja sama pertahanan terbesar dalam sejarah AS, merupakan demonstrasi yang jelas dari komitmen kami untuk memperkuat kemitraan kami,” demikian isi lembar fakta AS.
Sebelumnya juga diketahui, Arab Saudi merupakan pembeli senjata terbesar dari Amerika Serikat. Pada 2017, Donald Trump mengusulkan penjualan senjata senilai 110 miliar dollar AS ke kerajaan tersebut. Namun, hingga 2018, hanya sekitar 14,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 240 triliun) yang benar-benar terealisasi.
(cnnindonesia.com, kompas.com)