Rafah, mu4.co.id – Usai gencatan senjata yang berlangsung selama seminggu kemarin berakhir, truk bantuan dan bahan bakar dari penyeberangan Rafah di Mesir (yang menjadi satu-satunya titik masuk bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza) dibatasi atau dilarang masuk oleh Israel.
Berdasarkan keputusan gencatan senjata sebelumnya, telah disepakati untuk pertempuran dihentikan dan bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Gaza ketika Hamas melepaskan tawanan sebagai ganti Israel membebaskan tahanan Palestina.
Namun kini usai gencatan senjata berakhir, Israel kembali melarang masuknya bantuan-bantuan tersebut, karena mereka takut bahan bakar yang masuk tersebut akan digunakan Hamas untuk menyerang mereka.
Baca juga: Israel Kembali Gempur Gaza, Usai Gencatan Senjata Berakhir
Akibatnya, bantuan tersebut tidak bisa lagi sampai ke warga sipil Gaza, mereka kini terancam kembali menghadapi krisis makanan, air, obat-obatan, hingga bahan bakar.
Padahal jumlah bantuan yang masuk dan akan disalurkan sudah mulai meningkat dan lebih banyak selama masa gencatan senjata. Namun demikian, para pejabat bantuan mengatakan jumlah tersebut masih jauh dari yang dibutuhkan seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (01/12/2023).
Selain itu, pesawat tempur Israel pun kembali menggempur Jalur Gaza setelah gencatan senjata berakhir tanpa ada kesepakatan untuk memperpanjangnya.
Baca juga: RI Tuntut Israel ke Pengadilan Internasional, Menlu: Perlu Adanya Gencatan Senjata Permanen
Warga sipil Gaza pun melarikan diri untuk mencari perlindungan, diketahui setidaknya 54 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel yang menghantam 8 buah rumah di Jalur Gaza, 2 jam usai gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Hamas berakhir.
Sumber: sindonews.com