Banjarmasin, mu4.co.id – Sebuah unggahan yang menyebut laptop sebaiknya dicas atau dicolokkan ke listrik setiap kali dipakai agar bisa awet, beredar di media sosial.
Unggahan tersebut dibagikan akun X (dulu Twitter) @collegemenfess, Rabu (25/10/2023). Dalam unggahannya, warganet menyebut laptop sebaiknya tidak boleh terlalu sering menyala dengan daya dari baterai. Sebaliknya, laptop lebih baik dipakai dengan terus dicas.
“Baru tau kirain kalo dicolok terus malah makin rusak,” tulis pengunggah. Hingga Jumat (27/10/2023), unggahan tersebut tayang sebanyak 1,4 juta kali, disukai 22.000 warganet, dan dibagikan 2.000 kali. Lalu, benarkah laptop sebaiknya dipakai dengan cara dicolokkan ke listrik?
Baca juga: Agar Baterai Smartphone Tetap Awet. Begini Caranya!
Pakar teknologi dan keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengungkapkan, laptop yang terus-terusan dicas tidak selalu membuat baterainya lebih panjang umur daripada laptop yang dijalankan dengan baterai. “Justru, baterai yang sering dipakai sampai habis atau overcharge menyebabkan panas dan hal inilah yang akan memperpendek umur baterai,” kata dia kepada Kompas.com, Kamis (26/10/2023).
Menurut Alfons, kondisi tersebut terjadi karena laptop saat ini umumnya terbuat dari baterai litium ion. Laptop yang menggunakan baterai jenis ini, kata dia, merupakan perangkat yang keluaran sekitar dua tahun terakhir.
“Pada umumnya, laptop baru sudah memiliki pengalaman untuk menyesuaikan software maintenance baterai kapan charge, kapan discharge sehingga memperpanjang umur baterai,” jelasnya.
Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Saat Memanaskan Mobil Agar Aki Lebih Awet
Alfons menyatakan, laptop dengan baterai litium ion memiliki teknologi yang membuat perangkat itu bisa mengatur waktu pengisian daya maupun saatnya berhenti mengisi daya. Karena itu, laptop yang dipakai dengan cara dicas maupun menggunakan baterai tidak akan memengaruhi kondisinya.
Namun, ada ketentuan yang harus dipenuhi agar kemampuan ini berlaku. “Kalau mau pakai tanpa colok (menggunakan baterai) jaga (kapasitas baterai) antara 30-80 persen, itu aman dari panas sehingga lebih awet,” ujar dia.
Menurut Alfons, pengguna laptop tidak boleh mengisi baterai perangkatnya dengan kapasitas lebih dari 85 persen. Sebaliknya, laptop yang dinyalakan dengan baterai tidak boleh terus dipakai sampai kapasitas dayanya lebih rendah dari 30 persen. Kedua kondisi ini dapat meningkatkan panas baterai. Di sisi lain, laptop yang terus dicolok ke listrik memiliki software di dalamnya yang menjaga baterai tidak dicas sampai kapasitas daya lebih dari 80 persen.
Terpisah, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha membenarkan penggunaan laptop sambil terus-terusan dicas tidak akan merusak baterai. “Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan laptop dengan di-charge terus-menerus,” katanya, Kamis (26/10/2023).
Baca juga: Jangan Menyalakan AC Saat Mobil Parkir Berjemur Matahari. Mengapa?
Menurut Pratama, menggunakan laptop sambil dicas dapat menyebabkan pemanasan yang berlebihan. “Pastikan laptop ditempatkan pada permukaan yang rata dan mendapatkan sirkulasi udara yang baik untuk mencegah overheating,” lanjutnya.
Selain itu, kata dia, baterai laptop memiliki siklus pengisian daya yang terbatas. Jika laptop selalu terhubung dengan sumber daya listrik, baterai mungkin tidak akan digunakan atau dicas secara teratur sehingga bisa mengurangi usia baterai.
Sementara itu, Pratama menegaskan, salah satu keuntungan penggunaan laptop adalah kemampuannya untuk portabilitas atau bisa digunakan di berbagai tempat. “Jika selalu menggunakan laptop sambil di-charge, mungkin tidak dapat memanfaatkan mobilitasnya,” tambah dia.
“Sebaiknya, untuk menjaga kondisi baterai, sesekali cabut dan gunakan laptop tanpa terhubung ke sumber daya listrik,” imbuhnya.
