Media Berkemajuan

8 Oktober 2024, 04:46

Refleksi Pemilu 2024, Haedar: Salurkan Suara Sebagai Wujud Tanggung Jawab Kebangsaan

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Haedar Nashir
Haedar Nashir sampaikan Refleksi Pemilu 2024 di TvMu, Ahad [11/2] [Foto: umy.ac.id]

Yogyakarta, mu4.co.id – Para kontestan dan pendukung pada Pemilu 2024 harus berkontestasi secara demokratis, kejujuran, keterpercayaan, dan lapang hati, serta siap menang dan siap kalah.

Demikian pesan yang disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir pada Ahad (11/2) dalam Refleksi Pemilu 2024 yang disiarkan oleh TVMU.

Dikutip dari situs resmi muhammadiyah, menurutnya dalam setiap kontestasi, para peserta dan pendukung harus siap menang dan kalah. Berkompetisi secara sportif dengan jiwa kenegarawanan yang tinggi. Sehingga Pemilu 2024 menjadi bersih, beretika, dan tidak ada kecurangan.

“Seluruh pihak yang berkontestasi siapapun yang menang dan memperoleh mandat rakyat benar-benar hasilnya autentik, tidak takabur diri, serta bebas dari hisab dan hujatan publik,” kata Haedar.

Baca juga: NU dan Muhammadiyah Kalsel Serukan Pemilu Damai 2024, Demi Kokohkan Kerukunan Bangsa!

Di sisi lain, bagi para pejabat publik baik itu yang ada di aparat TNI, Polri, dan seluruh pihak penyelenggara pemerintahan dari pusat sampai daerah diharapkan menjunjung patriot, profesional, menjaga moralitas, dan tanggung jawab konstitusinya dalam melaksanakan pengawalan Pemilu.

Pesan serupa juga Haedar tujukan pada penyelenggara Pemilu yaitu KPU, Bawaslu, dan berbagai lembaga terkait untuk berintegritas. Mereka diharapkan menjadi wasit yang memiliki tanggung jawab tidak hanya keduniaan, tapi juga di hari akhir.

“Pemilu yang bersih tanpa penyimpangan menjadi dan mesti menjadi komitmen dan budaya politik seluruh elit dan warga serta penyelenggara negara, dan komponen bangsa,” tutur Haedar.

Baca juga: Pemimpin Redaksi Media Kawal Deklarasi Pemilu Damai 2024

Setelah melewati lima Pemilu, bangsa ini diharapkan pada Pemilu 2024 ini akan berjalan lebih baik, bersih, dan lebih bermartabat sejalan dengan peraturan yang berlaku. Sebab jika terjadi penyimpangan dan tidak sejalan sesuai konstitusi, Haedar khawatir akan menimbulkan insiden buruk.

Namun jika nanti setelah penyelenggaraan Pemilu 2024 terjadi sengketa melalui jalur hukum. Maka hukum yang harus berlaku adalah yang lurus disertai kejujuran, akuntabel, terbuka, dan mengedepankan etika luhur.

Baca juga: Rakyat Indonesia Dapat Berpartisipasi Mengunggah Perhitungan Suara Melalui Aplikasi KawalPemilu

“Keteladanannya dengan taat konstitusi dan mau menyelesaikan sengketa Pemilu secara elegan, melalui jalur hukum yang berlaku disertai jiwa kenegarawanan yang utama. Jauhi segala provokasi dan anarki yang dapat mencederai demokrasi dan merusak masa depan negeri,” pesan Haedar.

Kepada rakyat Indonesia yang memiliki suara, Haedar berpesan supaya tidak menjadi golongan putih (golput). Sebab penyaluran suara yang mereka lakukan bagian dari wujud tanggung jawab kebangsaan. Maka rakyat diharapkan mengikuti Pemilu dengan tertib, aman, damai, taat, cerdas, kritis, dewasa, beretika, toleran dan menjaga persaudaraan.

[post-views]
Selaras