Jakarta, mu4.co.id – Salah satu produsen mobil terbesar di dunia, Volkswagen (VW), dikabarkan dalam ambang krisis dengan ancaman kebangkrutan jika tidak segera melakukan perubahan besar dalam waktu dekat.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Keuangan Volkswagen, Arno Antlitz dalam pertemuan di markas besar Volkswagen di Wolfsburg, di hadapan ratusan pekerja yang khawatir dan marah setelah mendengar rencana perusahaan untuk menutup dua pabrik guna memotong biaya.
Dimana langkah tersebut menjadi yang pertama kali dalam sejarah Volkswagen dan memicu ketidak-puasan besar dari serikat pekerja IG Metall, yang mengancam akan melakukan aksi mogok. Antlitz menyebutkan bahwa perusahaannya tersebut hanya memiliki waktu satu atau mungkin dua tahun untuk menyelamatkan diri dari krisis yang semakin dalam.
Baca juga: Ini Cara Efektif Menjaga Kesehatan Mental Di Lingkungan Kerja
Terkait kondisi perusahaan yang berada di ujung tanduk itu, Antlitz menilai lantaran pasar otomotif Eropa belum pulih dari dampak pandemi COVID-19 dan kemungkinan besar tidak akan kembali ke level sebelum pandemi dalam waktu dekat.
Hal tersebut menyebabkan permintaan mobil listrik yang lebih lambat dari yang diharapkan menambah tekanan bagi Volkswagen. Dimana perusahaan diperkirakan akan menjual 500.000 lebih sedikit mobil per tahun, menandakan perlunya penyesuaian besar-besaran dalam produksi dan pengurangan biaya.
Selain itu, Volkswagen juga menghadapi memburuknya situasi ekonomi dan kemunculan pesaing baru yang memasuki pasar Eropa, serta menghadapi tantangan terberatnya di salah satu pasar terbesar VW di dunia, yakni Cina.
(otodriver.com)
