Media Berkemajuan

21 Januari 2025, 17:47
Search

OJK Dukung Investasi Saham Masuk Kurikulum SD, Kenapa?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Investasi saham
OJK Dorong Investasi Saham Masuk Kurikulum SD. [Foto: USS Feed, NNC Netralnews, mu4.co.id]

Jakarta, mu4.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengusulkan untuk pengajaran investasi saham dimulai sejak usia SD. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menyambut baik ide ini, menyebut bahwa beberapa negara telah memasukkan investasi pasar modal ke dalam kurikulum mata pelajaran sekolah.

“Sebenarnya di luar negeri, di beberapa negara yang kemarin sharing session, itu dari mereka banyak sekali yang edukasi tentang keuangan, itu sudah masuk ke kurikulum sekolah,” ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Frederica Widyasari Dewi, dikutip dari CNBC, Senin (6/1).

OJK tengah menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan untuk membahas pengintegrasian pengelolaan keuangan dalam pendidikan agar dapat ditanamkan sejak usia sekolah.

“Tetapi harapan kita masuk ke dalam kurikulum. Jadi masuk ke dalam kurikulum sekolah, kalau bisa dari mulai dari SD, pengenalan uang, pengolahan keuangan, dari SMP, SMA, kuliah. Kuliah juga jangan cuma dari fakultas ekonomi bisnis, karena mereka pasti sudah ngerti.Tapi dari semua fakultas,” ujar Frederica.

Baca Juga: Ini Penjelasan Mendikdasmen Terkait Rencana Pembelajaran Coding di Sekolah!

OJK telah meminta waktu untuk berdiskusi dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno.

Mereka menekankan bahwa kemampuan mengelola keuangan termasuk berinvestasi adalah keahlian penting yang harus dimiliki oleh semua orang, terlepas dari profesi atau minat mereka.

Ia mengungkap OJK siap mendukung materi investasi pasar modal masuk ke kurikulum sekolah dan telah melatih guru-guru.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menyebut edukasi pasar modal telah dilakukan di tingkat SMA melalui galeri edukasi, sementara untuk siswa SD, dapat dilakukan melalui kunjungan ke bursa atau integrasi dalam kurikulum.

“Kedua, lewat kurikulum. Sama seperti di kampus, kampus-kampus yang ada galeri, kurikulumnya kita juga ikut mencoba mengadjust. Nah ini yang kita coba akan pelajari,” ujar Iman.

(CNBC)

[post-views]
Selaras