Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 08:43

Mengenal Kehebatan Rudal Merapi, Rudal Buatan Muhammadiyah 

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Rudal Merapi. [Foto: sangpencerah.id]

Yogyakarta, mu4.co.id – Rudal Merapi merupakan rudal yang dikembangkan Pusat Riset CIRNOV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbangad). Rudal berjenis rudal kaliber 70 mm ini didesain sebagai senjata anti pesawat terbang/sasaran di udara dan dapat dipanggul.

Rudal Merapi mulai dikembangkan sejak dilakukannya kerja sama rancang bangun rudal antara Pusat Riset CIRNOV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan Dislitbangad tahun 2018–2020. 

Pada 27-28 Desember 2021, dilakukan uji tembak program rudal di lapangan tembak Area Weapon Range (AWR) TNI AU, Pandanwangi, Lumajang. Uji tembak ini merupakan hasil kerja sama antara CIRNOV dan PT Dahana (Persero) yang melibatkan Pusat Riset Teknologi Penerbangan BRIN.

Baca Juga: Inovasi Terbaru, Mahasiswa UMM Ciptakan Kompor Bertenaga Surya

Kemudian pada Senin (22/5) Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Dr. Dudung Abdurachman melakukan kunjungan ke laboratorium atau Pusat Riset CIRNOV UAD. Dalam kunjungan yang didampingi oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir.

Melihat rudal buatan anak bangsa ini Jenderal Dudung optimis dengan perkembangan rudal sebagai hasil dari riset yang dilakukan oleh Center for Integrated Research and Innovation atau CIRNOV UAD itu.

Dudung mengatakan, beberapa produk hasil dari riset CIRNOV UAD kedepannya diharapkan bisa mengurangi Indonesia kepada produk luar negeri dalam pengadaan persenjataan untuk TNI. 

“Kami sangat bangga, karena justru munculnya dari Muhammadiyah ini luar biasa menurut saya. Karena selama ini kita bergantung pada teknologi dari luar,” ungkap Dudung seusai melakukan kunjungan ke Laboratorium CIRNOV UAD, dilansir dari sangpencerah.id.

Perlu diketahui bahwa Rudal Merapi merupakan rudal yang pertama kali dibuat secara mandiri oleh anak bangsa Indonesia dengan kelebihan yakni memanfaatkan teknologi fire and forget yaitu rudal yang setelah ditembakkan tidak perlu dipandu untuk mencapai sasaran. 

Rudal ini memiliki berat yang cukup ringan sekitar 10 kg sehingga mudah dibawa ke mana-mana oleh tentara.

Untuk penggunaanya rudal dimasukkan ke dalam tabung peluncur yang membutuhkan canard dan fin-tail yang dapat dilipat, sehingga setelah rudal ditembakkan dari peluncur, semua sirip-sirip tersebut akan membuka untuk melakukan fungsi aerodinamiknya menuju sasaran.

Semua produk rudal yang diproduksi oleh CIRNOV UAD Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) -nya sudah 100 persen. Hal itu dikonfirmasi oleh Prof. Hariyadi, Kepala Cirnov sekaligus Ketua Tim Konsultan program pembuatan Rudal Merapi. 

CIRNOV UAD adalah Pusat Riset (Unit Penunjang) di UAD yang secara kelembagaan berada langsung di bawah Rektor sebagaimana pusat-pusat lain di UAD. CIRNOV didirikan melalui SK Rektor No : 75 bulan Oktober tahun 2007.

Lebih lanjut, Jenderal yang sekaligus Komisaris PT. Pindad ini menyarankan agar rudal hasil riset yang dilakukan oleh CIRNOV UAD terus dikembangkan. 

Berkaca dari penggunaan rudal dalam Perang Rusia-Ukraina yang mampu menembak jatuh pesawat lawan, Dudung semakin optimis dan menargetkan bahwa rudal produksi CIRNOV UAD ini bisa dikembangkan sampai pada level tersebut. 

Baca Juga: Dosen IPB Ciptakan Madsaz, Aplikasi Penerjemah Tangisan Bayi Pertama di Indonesia

Tidak hanya untuk menarget pesawat udara, rudal juga bisa digunakan untuk melumpuhkan tank. 

“Rudal ini bisa digunakan untuk pesawat udara, dan juga untuk tank. Ini juga bisa diciptakan di sini, dan lihat TKDN nya sudah mendekati 100 persen, karena produknya dari lokasi.” imbuhnya.

Jenderal Dudung mengapresiasi hasil karya ilmiah yang dihasilkan oleh Muhammadiyah melalui perguruan tingginya. Ia berharap dedikasi yang dilakukan Muhammadiyah akan menghasilkan sumber daya manusia yang berwawasan nusantara. (sangpencerah.id)

[post-views]
Selaras