Jakarta, mu4.co.id – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) resmikan program Gebyar Sekolah Lansia Online “Pintar” di 65 kelurahan Jakarta Timur, pada Kamis (13/2).
Program ini merupakan kolaborasi Kemendukbangga/BKKBN, Pemprov DKI, Pemkot Jakarta Timur, dan Universitas Respati Indonesia.
Program inovatif ini bertujuan meningkatkan kesehatan, kebahagiaan, produktivitas, kemandirian, dan meningkatkan kualitas hidup lansia dengan pendekatan teknologi serta mengatasi masalah kesehatan mental lansia akibat kesepian.
“Kehadiran sekolah lansia berbasis hybrid, offline dan online, bertujuan mengajari para lansia melek teknologi. Jadi, mereka bisa kirim-kirim pesan lewat online,” ungkap Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Dr. H. Wihaji dalam sambutannya, dikutip dari Kompas, Ahad (16/2).
“Untuk menghindari kesepian, sangat penting bagi lansia memiliki teman, terutama keluarga dan lingkungan agar lansia bisa mencurahkan pikirannya dan memiliki kegiatan yang bervariasi,” lanjutnya.
Program ini merupakan pengembangan Bina Keluarga Lansia (BKL) untuk menciptakan lansia SMART—sehat, mandiri, aktif, produktif, dan bermartabat. Pendekatannya mencakup tujuh dimensi Lansia Tangguh: fisik, spiritual, emosional, intelektual, sosial, lingkungan, dan vokasional.
Jumlah lansia di Indonesia mencapai 11,7 persen atau sekitar 25 juta jiwa. Wihaji menilai ini bisa menjadi keuntungan jika dikelola dengan baik.
Baca Juga: Waspada! Beredar Pesan Hoaks Tentang Bantuan Pra Lansia Peserta BPJS Kesehatan!
Sekolah Lansia Online Pintar menerapkan pendekatan pentahelix, melibatkan perguruan tinggi dan berbagai instansi terkait seperti Suku Dinas Kesehatan, Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP), Suku Dinas Sosial, Camat, dan Lurah.
Program ini memanfaatkan platform timur.jakarta.go.id di bawah koordinasi Suku Dinas Kominfotik sebagai media komunikasi.
Setiap peserta menjalani screening kesehatan dan mengikuti pembelajaran terstruktur. Pendidikan informal dalam program ini dibagi menjadi tiga jenjang: S1, S2, dan S3.
(Kompas)