Gaza, mu4.co.id – Pasukan Kementerian Dalam Negeri Gaza meluncurkan operasi keamanan untuk menangani geng-geng perampok bantuan kemanusiaan, sekaligus mengawasi masuknya truk bantuan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata sejak 19 Januari 2025.
Truk bantuan melintasi perbatasan Kerem Shalom dan Al-Auja, sementara ratusan truk lainnya telah disiapkan untuk masuk dalam beberapa hari ke depan.
PBB melaporkan pada Selasa (21/1) bahwa tidak ada konvoi bantuan yang dirampok. Pasukan keamanan Hamas meluncurkan operasi untuk menghadapi geng-geng yang sering mencuri atau menjarah bantuan selama perang. Namun, dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Gaza pada Kamis (23/1), sepuluh anggota geng penjarah terluka.
“Anggota geng-geng ini memblokir jalan yang dilalui truk-truk bantuan ke Gaza, dan mencoba mencurinya, tetapi operasi keamanan mencegah mereka melakukannya. Operasi keamanan masih berlangsung,” ungkap kantor berita Palestina, SHMS News Agency.
Baca Juga: Tak Cukup Hancurkan Gaza, Kini Israel Serang Jenin di Wilayah Tepi Barat Palestina!
Sementara itu, Rania Dagash-Kamara, Wakil Direktur Eksekutif WFP PBB, menyatakan bahwa gencatan senjata di Gaza memungkinkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan dapat disalurkan dengan lebih lancar.
“Sejak gencatan senjata dimulai, kami telah berhasil mendorong masuk 4.800 truk ini untuk seluruh komunitas kemanusiaan. Namun, yang kami butuhkan adalah agar penyeberangan perbatasan tetap terbuka, andal, dan staf kami dapat bergerak bebas dan aman melintasi Jalur Gaza untuk menjangkau 2 juta orang yang membutuhkan,” ungkap Rania, dikutip dari SindoNews, Ahad (26/1).
Menurut koordinator kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina, Muhammad Hadi, kekurangan dana menghambat upaya PBB menjaga aliran bantuan selama gencatan senjata di Gaza.
Meski senang dengan kemajuan awal, ia menyoroti pendanaan sebagai tantangan utama. Data PBB mencatat pengiriman bantuan melonjak hingga sepuluh kali lipat, melampaui target 600 truk per hari sejak gencatan dimulai.
“Kami membutuhkan pendanaan segera untuk memastikan kami terus menyediakan bantuan selama 42 hari, tetapi juga setelah 42 hari, karena kami berharap kami akan beralih dari fase satu ke fase dua,” ujar Hadi setelah kembali dari Gaza.
PBB membutuhkan dana sebesar USD4,1 M untuk wilayah Palestina dengan alokasi hampir 90% untuk Gaza dan sekitar 10% untuk Tepi Barat. Namun, sejauh ini baru 3,6% dari target tersebut yang berhasil terkumpul.
(SindoNews, TribunNews)