Banjarmasin, mu4.co.id – Musim kemarau yang berkepanjangan sejak awal 2023 menyebabkan terjadinya kebakaran hutan lahan (karhutla) di beberapa wilayah Kalimantan Selatan. Luas wilayah yang terbakar mencapai 1.978 hektar, berdasarkan data akumulasi karhutla yang dilaporkan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan, Pormadi Dharma menyampaikan melalui keterangan tertulis, Jumat (25/08/2023), “Rekapan dari awal tahun 2023 hingga hari ini ada 1.978 hektar.”
Dalam laporannya, Pormadi merinci karhutla tersebut telah terjadi di 13 wilayah Kabupaten/Kota yang meliputi Banjarmasin, Banjarbaru, Kab.Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Timur (HST), Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan, Tabalong, Barito Kuala, Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kotabaru.
Berdasarkan pantauan Satelit Sipongi, sebanyak 7.987 titik hot spot yang termonitor dan tersebar di 13 wilayah Kabupaten. Sedangkan hasil pemantauan lewat udara ditemukan 793 titik api.
Upaya pemadaman karhutla yang dilakukan tim gabungan dari BPBD, Manggala Agni, TNI, Polri, Masyarakat Peduli Api dan instansi maupun relawan lainnya, baik melalui Satgas Darat maupun Udara yang telah dilakukan tercatat sudah ada sebanyak 1.978 hektar yang telah ditangani. Kendati demikian titik api dan kebakaran hutan maupun lahan masih ditemui oleh petugas sehingga penanganannya masih terus dilanjutkan.
Baca juga: 18 Orang Meninggal Akibat Kebakaran Hutan di Yunani
Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin, Kalimantan Selatan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota Banjarmasin makin meningkatkan kewaspadaan terhadap meluasnya karhutla pada musim kemarau tahun ini.
Ia mengungkapkan sebagian lahan semak rawa di wilayah Kota Banjarmasin rawan kebakaran karena kering.
Menurut Thamrin, meskipun sebagian besar kebakaran ini berhasil diredakan dengan cepat. Namun potensi bahaya tetap tinggi. “Karenanya kita tingkatkan kewaspadaan dengan menyiapkan personel dan peralatan pemadam di daerah rawan kebakaran lahan,” ujarnya, Ahad (03/09/2023).
Thamrin juga mengingatkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa 90 persen dari karhutla disebabkan oleh aktivitas manusia yang tidak bertanggungjawab.
“Pemkot Banjarmasin juga menyoroti ancaman perubahan iklim yang berkontribusi pada peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam di seluruh negeri, yang telah mempengaruhi ribuan orang dan mengakibatkan kerugian besar,” lanjutnya.
Kesadaran pada ancaman tersebut, menurutnya, menjadi sangat penting. “Pemerintah berkomitmen untuk mengambil tindakan nyata untuk melindungi lingkungan dan kehidupan masyarakat.”
Sumber: Liputan6.com, bnpb.go.id