Media Berkemajuan

15 April 2025, 00:04
Search

Pabrik Nikel Terbesar Dunia Ternyata Ada di Indonesia!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Pabrik nikel sulfat terbesar dunia terletak di Pulau Obi, Halmahera Selatan [Foto: Doc Harita Nickel]

Halmahera, mu4.co.id – Indonesia memiliki pabrik nikel sulfat terbesar di dunia. Pabrik produksi pertama di RI tersebut diresmikan melalui Harita Nickel melalui unit bisnisnya PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL), perusahaan afiliasi bisnis dari PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL).

Nikel sulfat merupakan bahan utama penyusun prekursor katoda baterai kendaraan listrik. Peresmian operasi produksi nikel sulfat dengan kapasitas 240 ribu ton per tahun tersebut dilakukan di kawasan operasional Harita Nickel di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Rabu (31/5/2023).

Baca juga: Rencanakan Bangun Pabrik Ban, Perusahaan Kingdom Tyres Asal Arab Saudi Jajaki Kerjasama dengan Indonesia

Direktur PT. Halmahera Persada Lygend, Tonny H. Gultom mengatakan, Harita Nickel melalui PT HPL yang berkolaborasi dengan Lygend Resources Technology Co., Ltd, menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.

Pabrik nikel sulfat yang berdiri di Pulau Obi ini, diklaim akan menjadi pabrik pertama di Indonesia yang memproduksinya sekaligus menjadi yang terbesar di dunia dari sisi kapasitas produksi. Ekspor perdana nikel sulfat rencananya akan dilakukan pada Juni 2023.

“Dalam hal kapasitas produksi NiSO4, Perseroan akan terus melakukan penyempurnaan dan meningkatkan kapasitasnya hingga mencapai 240.000 metrik ton/tahun dengan kandungan nikel metal 54.000 ton/tahun dan ditargetkan tercapai pada pertengahan Q2 tahun 2023,” kata Tonny dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (17/6/2023).

Baca juga: Terobosan Muhammadiyah Untuk Mengembangkan Lini Bisnis dengan Mendirikan Pabrik Infus

Di Pulau Obi yang kaya mineral ini, Tonny mengungkapkan pihaknya akan membangun industri pertambangan terintegrasi dari hulu hingga ke hilir. Mulai dari pertambangan pada tahun 2010 melalui PT Trimegah Bangun Persada Tbk, Harita Nickel telah melakukan apa yang menjadi amanat dari pemerintah akan semangat hilirisasi.

Sejak tahun 2015, Harita Nickel telah melakukan hilirisasi melalui pengolahan nikel kadar tinggi (saprolit) melalui PT Megah Surya Pertiwi dengan 4 jalur produksi feronikel.

Baca juga: Sudah Luluskan Banyak Tenaga Kerja, Sudah Saatnya Muhammadiyah Bangun Industri Besar

“Di tahun 2018 kami mulai membangun hilirisasi pengolahan nikel kadar rendah limonit yang selama ini diperlakukan sebagai over-burden (batuan sisa) Mixed Hydroide Precipitate,” kata Tonny.

Industri hilirisasi tersebut resmi beroperasi pada Juni 2021 melalui afiliasi PT Halmahera Persada Lygend. Selanjutnya anak usaha Harita Nickel lainnya, yakni PT Halmahera Jaya Feronikel (PT HJF) pada semester I 2023 ini telah menyelesaikan pembangunan smelter feronikel dengan 8 jalur produksi. (cnbcindonesia.com)

[post-views]
Selaras