Media Berkemajuan

21 Januari 2025, 15:54
Search

Muhammadiyah Alokasikan Rp 1,6 Triliun Tiap Tahun untuk Kebutuhan Anak Yatim dan Duafa

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Salah satu panti asuhan Muhammadiyah di Pamekasan Madura [Foto: tribunnews.com]

Jakarta, mu4.co.id – Menurut Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, jumlah anak yatim dan piatu yang tercatat di Indonesia pada 2023 mencapai kisaran angka 4 juta jiwa. Jumlah yang tidak tercatat dipastikan jauh lebih banyak.

Jika ditambah dengan jumlah fakir miskin, maka beban negara cukup besar untuk membantu hajat hidup mereka sesuai amanat UUD 1945 Pasal 34 ayat (1) bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.

Sebagai kelompok rentan, anak yatim dan duafa telah menjadi perhatian Muhammadiyah sejak awal berdiri. Melalui teologi Al-Maun yang diajarkan oleh KH Ahmad Dahlan, Muhammadiyah sejauh ini telah membina sedikitnya 1.012 panti asuhan atau LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak) di seluruh tanah air.

Baca juga: 4 Program Prioritas MPKSDI Pusat Harus Ditunjang 4 Kuat

Kontribusi signifikan Persyarikatan kepada kelompok rentan ini, menurut Ketua Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Mariman Darto cukup luar biasa. Dia memperkirakan jika Muhammadiyah menghabiskan dana sekitar 1,6 Triliun rupiah setiap tahunnya.

Mengutip situs resmi Muhammadiyah, dalam peluncuran program Comma (Collaborative Muhammadiyah) di Jakarta pada Sabtu (9/12), Mariman menarik perhitungan dari kunjungannya ke 35 panti asuhan. Dari kunjungan tersebut, didapati pola yang sama bahwa proporsi penghuni panti asuhan rata-rata adalah 20% anak yatim dan 80% duafa.

Selanjutnya, Mariman mengutip data bahwa jumlah anak yatim di LKSA milik Muhammadiyah yang terdata telah mendapat bantuan dari Kemensos RI sebanyak 8.911 orang.

Jika merujuk pada anggaran ideal bagi setiap anak-anak di LKSA sesuai standar platform crowdfunding Kitabisa yaitu 3 juta per kepala, maka Muhammadiyah telah memberikan santunan sebanyak Rp 26,733 miliar kepada anak yatim dalam sebulan.

Baca juga: Silaturrahmi Teman Difabel dengan MPKS PWM PWA Kalsel

Jika dihitung dengan proporsi perbandingan 20% dan 80% di atas, maka anggaran total LKSA Muhammadiyah untuk kebutuhan anak yatim dan duafa dapat naik lima kali lipat menjadi Rp133,665 miliar.

“Kalau setahun bayangkan, bantuan Muhammadiyah untuk mereka itu 1,6 triliun,” ungkap Mariman. Perhitungan kasar semacam itu juga membuat dirinya heran karena Muhammadiyah ternyata bisa mencukupi dirinya sendiri. Sebab anggaran dari pihak eksternal di luar MPKS sangat kecil. Dia pun mengaku bangga pada ketulusan warga dan pegiat Muhammadiyah dalam melaksanakan khidmat sosial sesuai ajaran Al-Maun.

“Lazismu tidak akan cukup dananya untuk membantu mereka. Rata-rata yang didapatkan oleh Lazismu antara 400 sampai dengan 500 miliar (per tahun) misalkan tidak akan cukup untuk membantu itu, karena kebutuhan kita 1,6 triliun. Bantuan dari Kementerian Sosial, bantuan per makanan saja itu hanya cukup karena per bulan Rp900.000 kalau dikalikan dengan jumlah ini, dengan 8.000 sekian itu jumlahnya tidak sampai dari 200 miliar,” jelasnya.

[post-views]
Selaras