Banjarmasin, mu4.co.id – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M. SI menghadiri langsung acara Pelantikan Rektor dan Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB) di Banjarmasin, Selasa (03/09/2024).
Prof Haedar pun menyampaikan bahwa Muhammadiyah akan terus membangun dunia pendidikan yang semakin berkualitas. Karena menurutnya di antara problem dan agenda strategis utama bangsa Indonesia sebenarnya saat ini adalah di bidang pendidikan, selain di bidang kesehatan.
“Kenapa? Karena kita masih merasakan ada banyak masalah (yang masih dihadapi) seperti daya saing bangsa kita dan human development index kita, itu masih di bawah negara-negara Asean,” ungkapnya kepada awak media usai acara pelantikan.
“Kemudian dengan menghargai langkah-langkah yang sudah ditempuh baik oleh pemerintah maupun kita (di) swasta, tetapi gerak pendidikan kita harus akseleratif dan progesif, dan dibenahi segala sistemnya agar betul-betul kita menjadi negara maju di bidang pendidikan. Kalau kita maju di bidang pendidikan, biasanya aspek lain juga bisa mengikuti,” sambungnya.
Baca juga: Haedar Nashir Resmi Lantik Rektor dan Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Selain itu, Haedar menyampaikan bahwa Muhammadiyah juga terus melakukan langkah-langkah gerak di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi.
“Nah bidang ekonomi itu kita menjadi prioritas di dua periode ini. Karena kami punya keyakinan secara faktual umat dan bangsa kita ini masih tertinggal secara ekonomi. Maka, kami Muhammadiyah yang punya kekuatan sistem dan sumber daya harus bergerak dan turut membangun pilar ekonomi bangsa,” jelasnya.
“Dan saya yakin negara ke depan bukan hanya soal pertumbuhan saja, tapi juga soal pemerataan, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat itu harus menjadi prioritas. Dan Muhammadiyah akan terus bergerak di bidang ekonomi usaha untuk membuat umat itu nanti tangan di atas bukan di bawah,” sambung Ketua PP Muhammadiyah itu.
Terakhir dirinya pun berharap bahwa semangat persatuan di tubuh bangsa ini harus terus dipupuk, ditengah kontestasi politik, juga terhadap berbagai isu-isu yang terus terkapitalisasi di media sosial. “Ingat bahwa Bangsa Indonesia tidak akan maju kalau terpecah-pecah. Boleh kita beragam pandangan, beragam latar belakang tapi membangun Indonesia itu memerlukan kebersamaan,” pungkasnya.
