Batola, mu4.co.id – Kementerian Pertanian Indonesia akan melibatkan 15 ribu petani milenial atau disebut Brigade Ketahanan Pangan guna mempercepat pencapaian target swasembada pangan yang menjadi program super prioritas pemerintah saat ini.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyebutkan bahwa peningkatan produksi pangan dilakukan dengan strategi optimalisasi lahan dan cetak sawah baru. Hal itu diungkapkannya di sela-sela kegiatan kunjungan dan berdialog dengan puluhan perwakilan brigade ketahanan pangan dari berbagai daerah Kalimantan Selatan di Desa Banyiur, Kecamatan Anjir Pasar, Barito Kuala (Batola), Jumat (22/11/2024).
“Pemerintah telah menargetkan percepatan swasembada pangan. Untuk mencapai itu kita perlu menetapkan sasaran, menentukan target, menyiapkan sarana produksi, serta memastikan keterlibatan petani muda. Di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, kurang lebih 15.000 generasi milenial akan kita libatkan. Semua harus disiapkan dari sekarang agar program ini betul-betul berjalan dengan baik,” jelas Amran.
Dimana diketahui terkait hal tersebut, pemerintah memberikan dukungan dan bantuan yang cukup besar berupa berbagai peralatan pertanian untuk menunjang pencapaian target swasembada pangan. Termasuk potensi pendapatan bagi petani muda hingga Rp10 juta perbulan, karena tentunya para generasi muda tidak akan mau jika tidak ada hasil yang menguntungkan.
Baca juga: 58 Negara Alami Krisis Pangan, Ini Strategi Mentan Untuk Hindari Krisis Pangan di Indonesia
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalsel, Syamsir Rahman mengatakan target cetak sawah baru di Kalsel seluas 500 ribu hektare secara bertahap, dan pada 2025 cetak sawah baru ditargetkan seluas 180 ribu hektare yang tersebar di sejumlah kabupaten seperti Tanah Laut, Banjar, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara dan Barito Kuala.
“Program optimasi lahan di Kalsel sudah 75%. Jika kita berhasil meningkatkan IP menjadi dua atau tiga kali tanam setahun maka produksi padi Kalsel bisa dua juta ton,” ujarnya.
Syamsir juga menambahkan bahwa hingga November 2024 ini produksi padi Kalsel mencapai 950 ribu ton atau sudah mengalami surplus dari kebutuhan 650 ribu ton. “Kalsel menjadi satu-satunya provinsi di Kalimantan yang surplus dan kita akan menjadi penopang pangan IKN,” ujarnya.
Pihaknya pun ingin memastikan seluruh proses berjalan sesuai rencana, dengan memanfaatkan teknologi pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas lahan.
(mediaindonesia.com)