Jakarta, mu4.co.id – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengingatkan tentang ancaman krisis pangan global dalam acara HUT ke-26 dan Rakernas ke-20 Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), Jakarta, Sabtu (28/9).
Meski Indonesia belum termasuk dalam daftar negara yang terdampak, ia menekankan pentingnya pengelolaan pertanian yang baik agar Indonesia tidak mengalami kesulitan pangan di masa depan.
“Kondisi dunia sekarang terjadi krisis pangan dan energi. Pangan kita juga terjadi masalah,” ucap Amran, dikutip dari JawaPos, Selasa (1/10).
Amran menyatakan bahwa indikator krisis pangan tidak hanya pada 58 negara yang mengalami kesulitan pangan, tetapi juga pada negara-negara pemasok beras yang mengalami penurunan produktivitas.
Baca Juga: Indonesia Berpotensi Jadi Pengimpor Beras Terbesar di Dunia. Ini Penjelasannya!
Adapun 10 negara yang mengalami krisis pangan terbesar menurut data di tahun 2023 yaitu Republik Demokratik Kongo, Nigeria, Sudan, Afghanistan, Ethiopia, Yaman, Republik Arab Suriah, Bangladesh, Pakistan, dan Myanmar.
Amran mencontohkan penurunan produksi pangan di Vietnam yang cukup signifikan, salah satunya disebabkan oleh fenomena El Nino.
Amran menyebut ancaman El Nino dalam beberapa tahun terakhir sangat dahsyat. Di Indonesia, dampaknya menjadi yang terburuk sejak kemerdekaan, menyebabkan lahan pertanian yang sudah disiapkan untuk padi tidak dapat ditanami.
“Karena hujannya tidak turun,” ucapnya.
Kondisi penurunan stok beras menyebabkan masyarakat kesulitan membeli beras, dengan pembatasan pembelian dan antrean pada Januari lalu.
Baca Juga: Wujudkan Proyek 1 Juta Hektare Sawah di Merauke, Haji Isam Siap Bangun Jalan Poros!
Setelah ditelusuri, masalah ini dipicu oleh kebijakan pengurangan alokasi pupuk bersubsidi. Akhirnya, alokasi pupuk subsidi ditingkatkan kembali menjadi sekitar 9 juta ton.
Selain itu, strategi pompanisasi diterapkan untuk mengalirkan air dari sungai-sungai sungai Bengawan Solo, sungai Brantas, dan sungai lainnya ke sawah-sawah yang mengalami kekeringan.
Amran bersyukur panen dimulai pada Maret lalu, sehingga stok beras kembali normal dan bertahan hingga Lebaran dan seterusnya. Dia berkomitmen menjaga suplai pupuk mencukupi pada tahun depan.
(JawaPos, EU Science Hub)