Media Berkemajuan

14 Desember 2024, 22:27

Kemenag Beri Penghargaan Sebesar Rp125 Juta Kepada Juara MTQ Internasional, dan Diusulkan Diangkat PNS!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Penghargaan MTQ Internasional
Dirjen Bimas Islam bersama para juara MTQ Internasional [Foto: kemenag.go.id]

Jakarta, mu4.co.id – Kementerian Agama (Kemenag) memberikan penghargaan sebesar Rp125 juta kepada 5 qari, qariah, dan hafiz yang berprestasi di ajang MTQ Internasional, yang diserahkan dalam Evaluasi Penyelenggaraan MTQ Nasional dan Pembahasan Buku Pedoman MTQ/STQ, Jakarta, Jumat (22/11/2024).

Kelima juara MTQ Internasional yang menerima penghargaan tersebut diantaranya yaitu:

  1. Syamsuri Firdaus (Nusa Tenggara Barat), Juara 1 MTQ Internasional cabang Tilawah di Kuwait.
  2. Fatwa Hadi Maulana (DKI Jakarta), Juara 1 MTQ Internasional cabang Hafalan Al-Qur’an 30 Juz di Kirgizstan.
  3. Wildan Alwi Endang (Banten), Juara 2 MTQ Internasional cabang Tilawah di Kroasia.
  4. Wahyu Andi Syahputra (Kalimantan Tengah), Juara 3 MTQ Internasional cabang Tilawah di Malaysia.
  5. Syahmimi Assahira (Kepulauan Riau), Juara 3 MTQ Internasional cabang Tilawah di Malaysia.

Selain itu, Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin juga menyebutkan Kemenag terus berupaya mengangkat juara MTQ internasional menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), sebagai bentuk apresiasi Kemenag kepada para qori yang merawat nilai-nilai Al-Quran. Ia pun berharap kepada pemerintah daerah, termasuk gubernur, dapat memberikan perhatian khusus terkait hal tersebut.

Ia juga meminta Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) di tingkat provinsi lebih proaktif memperjuangkan nasib para juara MTQ tersebut.

“Mohon juga juara-juara nasional yang berprestasi di tingkat nasional agar diperhatikan. Kalau memungkinkan, gubernur bisa mengangkat mereka jadi PNS. Apresiasi ini penting agar keberlanjutan prestasi mereka terjaga,” katanya.

Baca juga: Membanggakan! Qari Asal NTB Ini Raih Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait

Lebih lanjut Kamaruddin menyebut akan mengusulkan formasi khusus bagi juara MTQ kepada KemenPAN-RB. Dan jika formasi khusus belum memungkinkan, ia menyarankan memasukkan mereka dalam formasi lain, seperti guru atau penyuluh agama.

“Kalau kita minta formasi khusus hafiz atau qari memang belum ada. Tapi kalau misalnya mereka bisa masuk ke formasi guru atau penyuluh, kita masukkan di sana,” tegasnya.

“Kita tidak boleh lelah, sekali gagal, dua kali gagal, kita ulangi lagi sampai berhasil. Kalau pertama gagal, ulangi lagi, terus-menerus. Kita tidak boleh berhenti. Saya yakin pejabat di daerah juga mau membantu, tetapi mencari formasi yang tepat itu butuh proses,” sambungnya.

Di sisi lain, ia juga meminta kepada jajarannya serta LPTQ untuk mempromosikan nama dan prestasi para juara ini secara masif.

“Saya ingin foto-foto mereka dipasang besar-besaran, baik di Kemenag Thamrin, Lapangan Banteng, hingga di provinsi asal mereka. Kita perlu memberi penghargaan setinggi-tingginya kepada anak-anak kita ini. Bukan hanya untuk mereka, tetapi juga untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki kader luar biasa di bidang Al-Qur’an,” ujarnya.

Ia menyebut, para juara ini membawa keberkahan bagi bangsa melalui seni tilawah dan hafalan Al-Qur’an. “Menghafal Al-Qur’an atau tilawah bukan hanya seni, tapi ada manfaat yang mungkin tidak terlihat langsung. Saya yakin mereka berkontribusi menjaga keindonesiaan kita,” jelasnya.
(liputan6.com)

[post-views]
Selaras