India, mu4.co.id – Kecelakaan kereta api terjadi di Odisha, India Timur pada Jumat (2/6/2023), pukul 19.00 waktu setempat.
Kepala Sekretaris Negara Bagian Odisha, Pradeep Jena mengatakan kecelakaan ini melibatkan 3 kereta. Kronologi terjadinya kecelakaan ini berawal dari satu kereta yaitu Shalimar-Chennai Coromandel Express yang tergelincir, dikutip dari BBC.
Kemudian kereta lain yaitu Howrah Superfast Express yang berlawanan arah dari Yesvantpur ke Howrah menabrak gerbong yang terbalik.
Sementara itu, kereta barang yang sedang berhenti di lokasi juga terlibat dalam kecelakaan ini.
Kecelakaan maut ini menewaskan sekitar 300 orang. Setidaknya 288 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 850 orang terluka ketika dua kereta penumpang tergelincir, menjebak orang di bawah gerbong yang hancur dan gerbong terbalik.
Diperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat.
Saat kecelakaan berlangsung, upaya penyelamatan pada Jumat waktu setempat mencakup lebih dari 200 ambulans dipanggil ke tempat kejadian di distrik Balasore Odisha dan 100 dokter tambahan.
Kabar terkini, tim penyelamat telah mengakhiri pencarian korban selamat kecelakaan kereta api India.
Lebih lanjut, Menteri Perkeretaapian India, Ashwini Vaishnaw, pada Ahad (4/6/2023), mengatakan penyebab dan orang-orang yang bertanggung jawab atas kecelakaan kereta api terbaru telah teridentifikasi.
Ashwini menyinggung sistem sinyal elektronik, tetapi tidak memberikan penjelasan lebih lanjut karena masih menunggu laporan investigasi akhir.
Kemudian ia mengatakan, perubahan yang terjadi selama electronic interlocking menjadi penyebab kecelakaan kereta api di India pada Jumat (2/6/2023).
Electronic interlocking merupakan istilah teknis yang mengacu pada sistem persinyalan kompleks yang dirancang untuk menghentikan tabrakan kereta dengan mengatur pergerakannya di rel.
Baca Juga: Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Siap Beroperasi, Catat Tanggalnya!
“Siapa pun yang melakukannya, dan bagaimana itu terjadi, akan diketahui setelah penyelidikan yang tepat.” jelas Ashwini, sebagaimana dikutip dari AFP.
Sumber: kompas.com
