Jakarta, mu4.co.id – Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kamaruddin Amin menyebutkan bahwa Kementerian Agama berencana menyusun kurikulum masjid demi meningkatkan kualitas layanan keagamaan. Ia menilai hal tersebut merupakan langkah yang penting untuk memperdalam pengetahuan keagamaan masyarakat.
“Kita perlu membuat kurikulum kegiatan di masjid. Misalnya, ceramah setelah salat zuhur dengan tema tertentu. Kurikulum ini dapat digunakan oleh penyuluh dan dai,” ujarnya dalam acara Evaluasi Program dan Penguatan Layanan Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah di Jakarta, dilansir dari kemenag.go.id, Jumat (22/11/2024).
Selain itu, Kamaruddin mengatakan bahwa beberapa masjid sudah menerapkan kurikulum serupa, namun hasilnya beragam karena belum ada konsep standar.
Baca juga: Taufik Hidayat Mengupas Tentang Manajemen Masjid Al Jihad di Program Podcast Al Mujahidin TV
“Sebagai alternatif, kita harus menyiapkan kurikulum ini dengan baik. Selama satu tahun, kita bisa melakukan penilaian terhadap aktivitas jemaah. Jika jemaah aktif, kita dapat memprediksi peningkatan pengetahuan keagamaan mereka,” tambahnya.
Sementara itu, Plt Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Ahmad Zayadi mengatakan bahwa hal tersebut menjadi bagian dari persiapan perencanaan Direktorat Urusan Agama Islam dan Bina Syariah untuk 2025.
“Direktorat ini memiliki 4 layanan utama, yaitu hisab rukyat dan syariah, kemasjidan, bina paham keagamaan dan penanganan konflik, serta kepustakaan Islam. Semua layanan ini harus memberi dampak nyata bagi masyarakat,” ungkap Zayadi.