Media Berkemajuan

14 Desember 2024, 06:40

Taufik Hidayat Mengupas Tentang Manajemen Masjid Al Jihad di Program Podcast Al Mujahidin TV

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Mujahidin TV
Ketua takmir Masjid Al Jihad Banjarmasin, H Taufik Hidayat diundang di program podcast Al Mujahidin TV, Senin [12/11] [Foto: mu4.co.id]

Banjarmasin, mu4.co.id – Ketua takmir Masjid Al Jihad Banjarmasin, H Taufik Hidayat diundang di program podcast Al Mujahidin TV, Selasa (12/11) malam.

Taufik berbincang dan berbagi pengalaman mengenai manajemen masjid, kaitannya dengan dinobatkannya masjid Al Jihad Banjarmasin sebagai Masjid Unggulan Percontohan Nasional oleh Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCR-PM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada CRM Award 2024 di Palembang pekan lalu.   

Sebagai informasi, Al Mujahidin TV ini berhasil pula meraih juara harapan pada lomba Vlog CRM Award 2024.       

Podcast berdurasi 40 menit tersebut dipandu oleh Supian atau dikenal dengan sebutan Amang Ian sebagai pemandu acara.

Baca juga: Alhamdulillah! Penuhi Semua Kriteria, CRM Award 2024 Berikan Predikat Ini Untuk Masjid Al Jihad Banjarmasin

Dalam perbincangan serius namun santai tersebut, amang Ian membuka diskusi dengan menanyakan keunggulan apa yang dimiliki masjid Al Jihad yang menjadi poin penting sehingga meraih predikat sebagai masjid percontohan di tingkat nasional.

Taufik Hidayat menjelaskan bahwa jumlah partisipasi jemaah dalam kegiatan peribadatan dan masjid yang makmur memakmurkan menjadi penilaian tertinggi bagi dewan juri.

“Hal ini sejalan dengan tagline masjid Al Jihad yaitu masjid sejuta jemaah, makmur dan memakmurkan,” ujarnya.

Bila dihitung tidak kurang dari 3.000 jemaah melakukan ibadah di masjid Al Jihad dalam sehari. Artinya dalam setahun lebih dari satu juta jemaah.

Selain itu masjid Al Jihad memiliki banyak kegiatan-kegiatan ekonomi, sosial dan kemasyarakatan yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan jemaah. Sehingga tidak hanya masjidnya yang makmur tetapi juga sekaligus memakmurkan jemaahnya.

Baca juga: Mendikdasmen Abdul Mu’ti Apresiasi Masjid Al Jihad Banjarmasin Sebagai Masjid Percontohan Nasional

Lebih lanjut amang Ian menanyakan tentang sistem manajemen seperti apa yang diterapkan di masjid Al Jihad.

Taufik Hidayat menjelaskan bahwa ia menerapkan manajemen partisipatif dalam tata kelola masjid, artinya melibatkan dan mengajak seluruh jemaah untuk berperan serta aktif dalam merawat dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap masjid kemudian memakmurkannya.    

“Sebagai contoh, ketika pelaksanaan ibadah kurban, kami melibatkan 400 hingga 500 orang sebagai panitia. Sehingga 90 ekor sapi dapat diselesaikan hanya dalam satu hari,” ujar Taufik.

“Atau saat penggalangan dana untuk pembelian bangunan di samping masjid senilai Rp2,4 miliar di tahun 2021, dananya dapat cepat terkumpul karena tingginya tingkat partisipasi jemaah,” lanjut Taufik.  

Taufik Hidayat dan amang Ian berbincang tentang manajemen Masjid di podcast Al Mujahidin TV [Foto: mu4.co.id]

Selain itu Taufik juga menyebutkan perlunya manajemen konflik karena suatu organisasi selalu memiliki latar belakang dan karakter yang beragam. Tentu saja tidak semuanya selalu seiring sejalan, tetapi akan ada intrik, muncul kritik, bahkan konflik.

Tetapi semua itu jangan dijadikan penghalang melainkan penyemangat. Semakin banyak kritik yang datang, maka itu menjadi sarana untuk memperbaiki diri dan berkembang. Kita jadi tahu dimana kekurangan kita. Sehingga semakin banyak kritik adalah keberkahan buat kita.

“Makin besar sebuah organisasi, ia tumbuh dari banyaknya masalah yang dihadapi,” sambung Taufik.

Baca juga: Masjid Al Jihad dan PCM Banjarmasin 4 Berhasil Menyandingkan 2 Penghargaan Bergengsi dari LPCR-PM

Amang Ian juga menyoroti tentang peran generasi muda di masjid, karena saat ini remaja lebih banyak menghabiskan waktu mereka di café dibandingkan di masjid.

Taufik Hidayat menjelaskan bahwa masjid Al Jihad memiliki Angkatan Muda Masjid Al Jihad (AMMA) dan memberi kesempatan seluas-luasnya untuk generasi muda terlibat dalam pengelolaan masjid dengan jalan memberi kepercayaan dan memfasilitasi setiap kegiatan, bahkan masjid mendukung finansial kegiatan AMMA.

Salah satu contohnya masjid Al Jihad Banjarmasin mencanangkan program Remaja Cinta Masjid, Cinta Al Qur’an dan Tahajud saat tabligh akbar Ustaz Adi Hidayat di Masjid Al Jihad pada bulan Juli 2024 lalu.

Masjid Al Jihad juga memberangkatkan 5 orang perwakilan remaja masjidnya untuk mengikuti pelatihan akademi marbot di masjid Al Falah, Sragen Jawa Tengah serta mengirim pelatihan mubaligh se-Kalimantan di bulan Oktober 2024 lalu.

Baca juga: Ramai Pengunjung Stan Masjid Al Jihad Banjarmasin Bertanya Soal Keunggulan Masjid Sejuta Jamaah Ini

Lebih mendalam, amang Ian juga mengupas mengenai bagaimana strategi yang seharusnya dilakukan oleh pengurus masjid. 

Taufik menegaskan seorang pengurus masjid harus visioner dalam memikirkan kemajuan masjid, memiliki mindset yang sungguh-sungguh, tidak setengah-setengah dan tidak menutup mata dengan perubahan serta tidak antipati dengan generasi muda.

“Jangan khawatir bila kas masjid berkurang untuk perbaikan atau pengembangan rumah Allah. Karena yakinlah Allah akan gantikan dengan yang lebih banyak,” ujarnya.

“Yang terpenting adalah menjaga kepercayaan dan amanah dari jemaah, karena itulah ruhnya dari masjid Al Jihad ini,” tutup Taufik.  

Perbincangan selengkapnya dapat disaksikan di podcast Al Mujahidin TV berikut ini:

[post-views]
Selaras