Mekkah, mu4.co.id – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan menerapkan mabit di Muzdalifah dengan skema murur dalam penyelenggaraan ibadah haji pada tahun 1445 H/2024 M.
Mabit tersebut dilakukan untuk memastikan keselamatan jemaah haji mengingat kemungkinan kerumunan di Muzdalifah yang memiliki keterbatasan luas area terbatas.
Mabit di Muzdalifah dengan skema murur merujuk pada penginapan atau bermalam yang dilakukan dengan cara melewati Muzdalifah setelah menjalani wukuf di Arafah. Saat melewati Muzdalifah, jemaah haji tetap berada di dalam bus tanpa turun dari kendaraan, dan bus kemudian langsung membawa mereka menuju tenda di Mina.
Baca Juga: Lebih dari 80 Persen Jemaah Haji Tiba di Mekkah, Berikut Rinciannya!
“Tahun ini kita akan terapkan skema murur untuk mabit di Muzdalifah. Kebijakan ini kita terapkan setelah menimbang kondisi spesifik terkait potensi kepadatan di tengah terbatasnya area Muzdalifah,” ungkap Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid, dikutip dari Liputan6, Jum’at (7/6).
Subhan menyatakan bahwa area yang disediakan untuk jemaah haji Indonesia memiliki luas sekitar 82.350 meter persegi. Pada tahun 2023 lalu, area tersebut dihuni oleh sekitar 183.000 jemaah haji Indonesia yang tersebar dalam 61 maktab.
Selain itu, sekitar 27.000 jemaah haji Indonesia (dari 9 maktab) ditempatkan di area Mina Jadid. Oleh karena itu, pada saat itu, setiap jemaah memperoleh ruang atau tempat sekitar 0,45 meter persegi di Muzdalifah.
“Ini saja sudah sangat sempit dan padat,” ujarnya.
(Liputan6)