Media Berkemajuan

21 Januari 2025, 17:55
Search

Awas! Jual Antibiotik Tanpa Resep, BPOM Bakal Cabut Izin Apotek!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Obat
Ilustrasi obat antibiotik. [Foto: iStock]

Jakarta, mu4.co.id – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengungkapkan bahwa tren resistensi antibiotik semakin meningkat. Berdasarkan pemantauan, masih banyak fasilitas layanan kefarmasian yang menjual antibiotik tanpa resep dokter.

“Di Indonesia berturut-turut peningkatannya, dari 2021 hingga 2023 ada sekitar 79,5 persen apotek yang memberikan antibiotik tanpa resep. Artinya cuma 20 persen yang pemakaiannya sesuai dengan indikasi,” ucap Kepala BPOM RI Taruna Ikrar, dilansir dari detik health, Ahad (1/12).

Angka ini diperkirakan meningkat pada 2024. Oleh karena itu, BPOM mengimbau apoteker untuk mematuhi regulasi terkait pemberian antibiotik.

Baca Juga: Haruskah Hentikan Pemakaian Antibiotik Apabila Mengalami Efek Samping Ini?

Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menyebabkan resistensi, di mana infeksi bakteri tidak bisa diobati dengan antibiotik yang ada. BPOM memperingatkan bahwa dalam 10 tahun, resistensi bisa terjadi pada antibiotik generasi baru.

Dr. Arifianto, SpA(K), juga mengingatkan bahwa anak-anak adalah kelompok paling rentan terhadap resistensi antibiotik, yang seringkali membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit.

“Kuman yang sudah tidak mempan diberikan antibiotik golongan pertama, bahkan sampai ketiga, akhirnya bayi-bayi ini meninggal bukan karena kondisi tadi misalnya prematurnya, atau paru-parunya belum bertahan, tetapi karena kuman ‘kebal’ antibiotik yang nebeng semasa perawatan,” ungkap Dr. Arifianto.

Baca Juga: Makan Biji Pepaya Ternyata Bermanfaat Bagi Kesehatan, Apa Saja?

Dr. Arifianto mengingatkan bahwa dunia medis bisa menghadapi era pasca-antibiotik, yaitu ketika tidak ada antibiotik yang efektif lagi karena bakteri telah mengembangkan resistensi terhadap semua jenis antibiotik yang ada.

Dr. Robert Sinto dari Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) juga menyebutkan bahwa resistensi antimikroba dapat menyebabkan dampak serius, dengan proyeksi dua tahun lalu mencatat sekitar 150 ribu kematian akibat kondisi tersebut.

Ia menyebutkan tiga faktor pemicu resistensi mikroba, antara lain:

  1. Pasien sering meminta resep antibiotik meski tidak diperlukan.
  2. Pasien tidak menghabiskan antibiotik yang diresepkan.
  3. Kebiasaan membuang limbah antibiotik yang menyebabkan bakteri di lingkungan menjadi resisten.

(detik health)

[post-views]
Selaras