Media Berkemajuan

15 April 2025, 19:17
Search

Abdul Mu’ti Jadi Pembicara dalam Dialog Perdamaian Sant’Egidio di Berlin, Jerman

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Tiga tokoh Indonesia diundang menjadi pembicara di acara International Meeting for Peace Religions and Cultures in Dialog di Berlin, German, Ahad [10/9] [Foto: tvmu.tv]

Berlin, mu4.co.id – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mewakili Persyarikatan dalam pertemuan dan dialog internasional untuk perdamaian antar agama dan budaya di Berlin, Jerman pada Ahad-Selasa, 10-12 September 2023.

Bersama Mu’ti, perwakilan Indonesia lain yang hadir adalah mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin dan direktur Wahid Institute sekaligus aktivis Nahdlatul Ulama, Yenny Wahid.

Abdul Mu’ti dijadwalkan menjadi pembicara pada dua sesi, yakni Children’s Rights: a Responsibility of Adults (Senin, 11/9) dan The Culture of Living Together (Selasa, 12/9).

Sementara itu, Din Syamsuddin akan menjadi moderator pada sesi Inter-Religious Dialogue: an Asset for Global Peace, Senin (11/9). Pada dialog ini, Yenny Wahid turut menjadi narasumber.

Baca juga: Dialog Ideopolitor PWM Kalsel 2023: Menjaga Kedekatan dengan Seluruh Elemen Bangsa

Pada forum yang diselenggarakan oleh komunitas Sant’Egidio Italia ini, hadir 4.000 peserta dari seluruh dunia. Pembukaan dilaksanakan pada Ahad, (10/9) di Verti Music Hall Mercedes-Platz 2.

Pembukaan diawali dengan penampilan orkestra para pelajar Ukraina. Lalu dilanjutkan dengan pidato kunci oleh Pendiri Komunitas Sant’egidio, Andrea Riccardi, Presiden Republik Federal Jerman, Frank- Walter Steinmeier, Grand Imam al-Azhar Mesir Syaikh Ahmad al-Tayyeb, dan Presiden Republik Guinea-Bissau, Emmaro El-Mokhtar Sissoco Embalo.

Dalam ceramahnya, keempat pembicara kunci menyampaikan pentingnya dialog antar agama dan kebudayaan sebagai bagian dari usaha menciptakan tata dunia dan kehidupan umat manusia yang damai. Sebab saat ini, dunia masih mengalami masalah dengan peperangan, perang saudara, invasi, dan intervensi satu negara atas yang lainnya.

Baca juga: Resmi Dibentuk, Konsorsium Pers Banua Sepakat Menjaga Marwah dan Martabat Pers

Sementara itu, Grand Imam Al-Azhar Syaikh Ahmad al-Tayyeb dalam pidatonya juga menekankan pentingnya dialog, saling menghormati, dan kerja sama masyarakat dari berbagai agama dan budaya.

Beliau turut menyoroti perlunya sikap tegas dari para pemimpin dunia terhadap aksi pembakaran Alquran di Swedia yang merusak usaha-usaha perdamaian antar agama dan kebudayaan dan menyakiti perasaan seluruh umat muslim di dunia.

Syaikh Ahmad al-Tayyeb mendorong sikap saling menghormati antar umat manusia. Perdamaian umat manusia, kata dia hanya akan terwujud jika seluruh wilayah di dunia seperti Timur Tengah, Asia, dan Afrika telah merasakan perdamaian. Tak lupa, beliau juga menyampaikan duka cita dan doa atas terjadinya musibah gempa bumi di Maroko. (muhammadiyah.or.id)

[post-views]
Selaras