Jakarta, mu4.co.id – Sutradara, Joko Anwar kembali menghadirkan karya film terbarunya, yaitu Pengepungan di Bukit Duri, yang mana setelah sepuluh hari tayang di bioskop sejak pertama kali tayang Kamis (17/04/2025) telah ditonton lebih dari 1 Juta penonton.
Film bergenre action thriller yang menggambarkan konflik sosial di kalangan pelajar itu merupakan hasil kolaborasi antara Come and See Pictures dengan studio besar Hollywood, yakni Metro Goldwyn Meyer (MGM), yang meraih rating tinggi, yakni 8.0 dari 10 di Internet Movie Database (IMDb) berdasarkan 200-an ulasan.
Berikut ini fakta menarik dari Film Pengepungan di Bukit Duri:
Film Pengepungan di Bukit Duri mengangkat isu kekerasan di kalangan remaja yang terinspirasi dari kondisi sosial masyarakat saat ini. Bahkan konflik utama dalam film ini merupakan kejadian nyata yang disaksikan sendiri oleh sang sutradara.
Dalam Podcast Panggil Saya BTP yang tayang pada 16 April, Joko menceritakan tentang kekerasan yang dilakukan teman SMA-nya terhadap kelompok ras tertentu. Saat itu, ia merasa kekerasan tersebut telah sering dilakukan oleh teman-temannya, film itu pun menjadi salah satu upaya Joko untuk menebus kesalahannya kala itu, yakni menjadi pihak yang diam dan tidak melakukan apa-apa. Melalui film itu, ia juga sekaligus menyampaikan kritik dan kegelisahannya terhadap sistem pendidikan di Indonesia yang menurutnya tidak konsisten dan tidak memiliki arah yang jelas.
Baca juga: Film Animasi Jumbo Tembus 1,8 Juta Penonton, Diisi Suara Artis-artis Terkenal!
Fakta menarik lain dalam Film tersebut yaitu penulisan skenarionya sejak 17 tahun yang lalu yaitu sejak 2007 silam. Prosesnya berlangsung lama karena skenario ini merupakan proyek pertama Joko saat masuk dunia film. Riset film dimulai sejak 2002, melibatkan wawancara remaja dan para pendidik terkait isu kekerasan remaja. Joko mendalami pengalaman mereka untuk membentuk fondasi cerita yang kuat dan realistis. Menurutnya, proyek ini membutuhkan kematangan teknis dan emosional agar pesan film tersampaikan tepat. Ia juga menyesuaikan naskah agar tetap relevan dan tidak memuliakan kekerasan dalam penyajiannya.
Selain itu, Joko mencari pemain film ini selama kurang lebih empat bulan dengan bantuan casting director. Ia sempat merasa frustrasi karena sulit menemukan aktor yang sesuai kebutuhan cerita. Proses audisinya sangat ketat, tiap karakter diikuti rata-rata 20 peserta audisi. Akhirnya, sejumlah aktor dan aktris muda berbakat terpilih membintangi film dengan judul bahasa Inggrisnya, The Siege at Thorn High. Berikut daftar pemain Film Pengepungan di Bukit Duri:
- Morgan Oey sebagai Edwin
- Omara Esteghlal sebagai Jefri
- Hana Pitrashata Malasan sebagai Diana
- Satine Zaneta sebagai Doti
- Farandika sebagai Jay
- Fatih Unru sebagai Rangga
- Florian Rutters sebagai Sean
- Dewa Dayana sebagai Gery
- Sandy Pradana sebagai Anto
Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri
Latar film ini berada di Indonesia tahun 2027, di mana kondisi sosial berada di titik kritis akibat diskriminasi dan rasisme yang semakin merajalela. Dalam suasana negara yang digambarkan nyaris runtuh, seorang guru pengganti idealis bernama Edwin (diperankan oleh Morgan Oey) menerima tugas mengajar di SMA Duri. Tak sekadar tugas biasa, Edwin diam-diam memiliki tujuan pribadi. Ia ingin menemukan keponakannya yang hilang, sesuai permintaan terakhir sang kakak sebelum meninggal dunia.
SMA Duri dikenal sebagai tempat bagi para siswa bermasalah, dengan lingkungan yang penuh kekerasan. Kedatangan Edwin membawa tantangan tersendiri, mengingat ia adalah bagian dari salah satu kelompok sasaran rasisme dan kebencian. Konflik pun memuncak ketika situasi di luar sekolah mulai berubah menjadi kerusuhan besar-besaran.
Saat kota dilanda kekacauan, SMA Duri terkepung. Edwin dan para siswa terjebak, memaksa mereka bertahan hidup di tengah kekerasan yang meningkat drastis. Dalam perjuangannya, Edwin tidak sendirian. Ia dibantu oleh Diana (Hana Pitrashata Malasan), sesama guru yang berusaha bertahan dalam situasi genting. Di antara kekerasan, ancaman nyawa, dan suasana mencekam, keduanya berusaha menyelamatkan para siswa dan menyelesaikan misi masing-masing.
(detik.com, kompas.com)