Media Berkemajuan

17 Januari 2025, 21:42
Search

Pembukaan Tanwir I ‘Aisyiyah Tahun 2025 Dihadiri Sejumlah Pejabat Hingga Ratusan Peserta dari Seluruh Indonesia

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Ketua Panitia Tanwir, Rohimi
Ketua Panitia Tanwir, Rohimi Zam Zam saat menyampaikan sambutan [Foto: pwmjateng com]

Jakarta, mu4.co.id – Tanwir I ‘Aisyiyah Tahun 2025 bertajuk “Dinamisasi Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan, resmi dibuka di Jakarta pada Rabu-Jumat (15-17/01/2025). 

Pada pembukaan Tanwir ‘Aisyiyah Tahun 2025 tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Salmah Orbayyinah, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, Wakil Menteri Pendidikan Fajar Riza Ul Haq, serta sejumlah pejabat negara dan pemimpin organisasi sosial, hingga lebih dari 300 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia.

Ketua Panitia, Rohimi Zam Zam menjelaskan berbagai kegiatan pra-Tanwir yang telah dilakukan selama empat bulan terakhir seperti sarasehan, seminar nasional, workshop, hingga gerak jalan sehat telah dilaksanakan sebagai bagian dari syiar menuju Tanwir.

Selain itu, Rohimi juga mengungkapkan adanya menerapkan konsep ‘Green Tanwir’ untuk mengurangi limbah plastik dan organik hingga peluncuran program “GEMBIRA” (Gerakan Pendidikan Inklusif Aisyiyah Berkelanjutan untuk Generasi Emas Indonesia) serta penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Pendidikan dan Kepolisian Republik Indonesia terkait perlindungan perempuan dan anak.

Baca juga: “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua” Jadi Tema Milad ke-112 Muhammadiyah

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta, melalui Sekda Provinsi Marullah Matali, memberikan apresiasi tinggi atas peran ‘Aisyiyah. Dirinya menyoroti sejarah panjang ‘Aisyiyah sebagai pelopor gerakan perempuan.

“Sejak didirikan pada tahun 1917, ‘Aisyiyah telah berkontribusi besar dalam bidang pendidikan dan kemanusiaan. Kami berharap Tanwir ini menghasilkan keputusan strategis untuk memperkuat posisi perempuan dalam pembangunan bangsa,” ujarnya dilansir dari pwmjateng.com.

Sementara itu dalam pidatonya, Haedar Nashir mengingatkan pentingnya makna “Tanwir” sebagai gerakan pencerahan. “Tanwir berasal dari kata ‘Nur’ yang berarti cahaya. Muhammadiyah mengartikannya sebagai gerakan membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan umat. Peran ini harus diwujudkan secara konkret dalam setiap program organisasi,” jelas Haedar.

Baca juga: Prabowo Subianto Hadiri Langsung Tanwir dan Resepsi Milad ke-112, Apresiasi Kontribusi Muhammadiyah pada Bangsa dan Negara

Dirinya menekankan bahwa Tanwir adalah forum untuk memecahkan berbagai persoalan kemanusiaan, termasuk kemiskinan, ketidakadilan, dan krisis moral. “Melalui wasatiyatul Islam, kita membangun kehidupan yang adil, setara, dan toleran. Ini adalah prinsip dasar yang harus kita pegang dalam setiap langkah dakwah dan pemberdayaan,” ujar Haedar.

“Aisyiyah memiliki tanggung jawab besar untuk terus memberikan kontribusi nyata, baik melalui pendidikan, kesehatan, maupun program sosial lainnya. Kami optimistis, dengan kolaborasi yang solid, organisasi ini dapat membawa dampak positif bagi bangsa,” sambungnya.

Sejak awal berdirinya, ‘Aisyiyah telah menjadi motor penggerak pemberdayaan perempuan di Indonesia. Program beasiswa untuk siswa kurang mampu, pelatihan ekonomi kreatif, hingga kampanye kesehatan adalah sebagian kecil dari kontribusi nyata yang telah dilakukan.

“Kami ingin memastikan bahwa perempuan Indonesia memiliki akses pendidikan dan kesejahteraan yang layak. Inilah bentuk dakwah Islamiyah yang tidak hanya retorika, tetapi juga aksi nyata,” ungkap Ketua Umum ‘Aisyiyah, Salmah Orbayyinah.

[post-views]
Selaras