Media Berkemajuan

21 Desember 2024, 23:47

Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA Bakal Dihapus. Kenapa?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Ilustrasi pelajar SMA. [Foto: Gatra. com]

Jakarta, mu4.co.id – Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), penghilangan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA bukan kebijakan baru, melainkan telah dimulai secara bertahap sejak tiga tahun yang lalu.

Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek, menyatakan bahwa pada tahun ajaran 2022, sekitar 50% sekolah sudah menerapkan kebijakan tersebut. Pada tahun 2024, jumlah sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka telah meningkat menjadi sekitar 90-an sekolah.

“Peniadaan jurusan di SMA dimaksud merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka yang sudah diterapkan secara bertahap sejak tahun 2021,” ungkap Anindito, dikutip dari CNN, Kamis (18/7).

“Pada tahun ajaran 2024 saat ini, tingkat penerapan Kurikulum Merdeka sudah mencapai 90-95 persen untuk SD, SMP, dan SMA/SMK,” tuturnya.

Anindito kemudian menjelaskan konsep penghapusan jurusan tersebut. Menurutnya, di kelas 11 dan 12 SMA yang menerapkan Kurikulum Merdeka, siswa dapat lebih bebas memilih mata pelajaran sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, serta aspirasi untuk studi lanjut atau karier mereka.

Sebagai contoh, seorang siswa yang berencana melanjutkan ke program studi teknik dapat memilih untuk fokus pada mata pelajaran matematika tingkat lanjut dan fisika dalam jam pelajarannya, tanpa perlu mengambil mata pelajaran biologi.

“Sebaliknya, seorang murid yang ingin berkuliah di kedokteran bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mapel biologi dan kimia, tanpa harus mengambil mapel matematika tingkat lanjut,” ucap Anindito.

Baca Juga: Satu-Satunya di Banjarmasin, SMK Maestro Mampu Gelar Uji Kompetensi Sertifikasi Setara D3 Untuk Siswanya!

Anindito berharap bahwa Kurikulum Merdeka akan membantu siswa untuk lebih terfokus dalam membangun dasar pengetahuan yang relevan dengan minat dan rencana studi lanjut mereka.

“Persiapan yang lebih terfokus dan mendalam ini sulit dilakukan jika murid masih dikelompokkan ke dalam jurusan IPA, IPS, dan Bahasa,” tambahnya.

Anindito juga menjelaskan bahwa banyak siswa memilih jurusan IPA terutama karena adanya keistimewaan dalam penerimaan ke perguruan tinggi, bukan karena refleksi atas bakat, minat, atau rencana karier mereka.

Dengan menghapus sistem penjurusan di SMA, Kurikulum Merdeka didorong oleh Anindito untuk mendorong siswa melakukan eksplorasi dan refleksi atas minat, bakat, dan aspirasi karier mereka. Ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk memilih mata pelajaran pilihan secara lebih fleksibel sesuai dengan rencana yang mereka buat.

“Penghapusan jurusan di SMA juga menghapus diskriminasi terhadap murid jurusan non-IPA dalam seleksi nasional mahasiswa baru,” kata Anindito.

“Dengan Kurikulum Merdeka, semua murid lulusan SMA dan SMK dapat melamar ke semua prodi melalui jalur tes, tanpa dibatasi oleh jurusannya ketika SMA/SMK,” imbuhnya.

(CNN)

[post-views]
Selaras