Yogyakarta, mu4.co.id – Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) mengungkapkan bahwa 84 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) berpotensi kehilangan izin operasionalnya akibat tidak mengurus akreditasi.
Hal ini diungkapkan oleh Prof. Ari Purbayanto dari Dewan Eksekutif BAN PT. Saat ini, masih ada 252 perguruan tinggi yang belum mengajukan akreditasi, dan 155 di antaranya akan mengikuti akselerasi akreditasi pada 12-13 Agustus di Jakarta.
Hasil identifikasi juga menunjukkan bahwa 84 PTS terancam pencabutan izin karena tidak ada pengelola.
“Jadi memang masih ada sekitar maksimal 100, tapi kalau di data LLDIKTI bersama kita mengidentifikasi 84 (PTS) bakalan dicabut izinnya karena tidak jelas pengelola sudah tidak ada, dosennya juga, itu yang benar-benar sulit melanjutkan,” ucap Ari, dikutip dari detik jogja, Ahad (11/8).
Baca Juga: 2 Kampus Muhammadiyah Masuk Universitas Terbaik Dunia, Apa Saja?
Ari menyebutkan bahwa 84 perguruan tinggi yang terancam tutup tersebar di berbagai provinsi di Indonesia, namun tidak ada yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Di Jogja tidak ada, aman, Jogja itu contoh terbaik. Justru yang banyak di Jawa Barat, Jakarta, Sumatera ada satu. Nanti kalau dicabut izinnya Pemerintah akan memfasilitasi mahasiswanya dipindahkan ke perguruan tinggi lainnya,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) wilayah V (Yogyakarta) menyatakan bahwa hanya terdapat 7 perguruan tinggi swasta (PTS) yang memiliki status unggul.
“Kita tahu PTS kita dari 100 PTS hanya 7 yang unggul. Kemudian dari 100 PTS itu kita ada 740 program studi dan yang unggul hanya 131 program studi,” ungkap Kepala LLDIKTI Wilayah V, Prof Setyabudi Indartono.
Baca Juga: Satu-Satunya Kampus di Indonesia, UGM Raih Paritrana Award
“Artinya PR kita cukup banyak untuk meningkatkan kualitas dan relevansi PT kita,” sambungnya.
Di sisi lain, Setyabudi menyatakan bahwa Wilayah V memiliki potensi yang sangat besar. Di wilayah tersebut terdapat 7.999 dosen, di antaranya 209 adalah Guru Besar, 790 sudah mencapai jabatan Lektor Kepala, dan sekitar 1.900 di antaranya telah meraih gelar doktor.
“Harapannya dengan strategi leapfrogging ini bisa memfasilitasi PTS yang 100 itu bisa lebih baik ke depan, paling tidak prodi-prodi kita akan bisa bertambah banyak yang terakreditasi unggul,” ujarnya.
(detik jogja)