Timor Leste, mu4.co.id – Timor Leste mendapat kritik setelah menghabiskan dana Rp185 miliar untuk menyambut Paus Fransiskus di Ibukota Dili.
Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) menilai pengeluaran tersebut berlebihan mengingat kondisi ekonomi negara yang sedang tidak stabil.
Peneliti di La’o Hamutuk atau Institut Pemantauan dan Analisis Pembangunan Timor Leste, Mariano Fereira, mengkritik alokasi dana besar untuk kunjungan Paus Fransiskus yang dinilai jauh lebih tinggi dibandingkan anggaran untuk peningkatan produksi pangan di Timor Leste.
“(Alokasi anggaran tahunan untuk meningkatkan produksi pangan di negara ini) sangat rendah. Hanya sekitar $4,7 juta (setara Rp72 miliar),” ungkap Mariano dikutip dari CNN, Kamis (12/9).
Dalam kunjungan Paus Fransiskus tersebut, Timor Leste mengalokasikan $12 juta atau setara Rp185 miliar. Sebesar $1 juta atau Rp15 miliar di antaranya untuk membangun altar untuk Misa Suci.
Menteri Tata Usaha Negara Timor Leste, Tomas Cabral, menjelaskan bahwa anggaran jutaan dolar tersebut tidak hanya dialokasikan untuk menyambut Paus, tetapi juga digunakan untuk pembangunan jalan, renovasi gereja, dan peningkatan fasilitas umum.
“Jangan bandingkan negara kita dengan negara tetangga yang memiliki fasilitas dan infrastruktur yang memadai untuk menyelenggarakan acara internasional atau tamu negara tingkat tinggi. Di sini kita harus membangunnya dari awal,” ucap Cabral.
Paus Fransiskus mengunjungi Timor Leste sebagai bagian dari perjalanan apostolik di Asia-Pasifik.
Dia memimpin Misa Suci pada 10 September lalu yang dihadiri lebih dari setengah populasi negara yaitu sekitar 750 ribu orang.
Timor Leste, salah satu negara termiskin di dunia dengan 42 persen penduduk hidup dalam kemiskinan, menghadapi inflasi tinggi dan kerawanan pangan yang memengaruhi sekitar 364 ribu orang dari Mei hingga September 2024.
(CNN)