Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 12:32

Tersangka Keluarga Sendiri, Santri Ponpes Kediri Tewas Dianiaya! Sempat Meminta Tolong Ke Ibunya

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
[Foto: tangkapan layar tvone. mu4.co.id]

Kediri, mu4.co.id – Seorang santri di sebuah pondok pesantren di Kabupaten Kediri, Jawa Timur meninggal setelah mengalami penganiayaan oleh sesama siswa. Kejadian tersebut terungkap setelah keluarga merasa curiga dengan kondisi jenazah korban ketika tiba di rumah duka.

Bintang Balqis Maulana (14), seorang korban, meninggal akibat penganiayaan yang dilakukan oleh empat senior di pondok pesantren. Keempat siswa tersebut saat ini telah ditetapkan tersangka dalam kasus tersebut.

Tersangka yakni berinisial MN (18) pelajar kelas 11 asal Sidoarjo, MA (18) pelajar kelas 12 asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, serta AK (17) asal Surabaya.

Dikabarkan salah satu tersangka yang berinisial AF (16) merupakan kakak sepupu dari korban.

Di Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tangis histeris terjadi saat jenazah Bintang tiba di rumah duka. 

Korban yang merupakan santri dari sebuah pondok pesantren di Kediri ini dilaporkan meninggal setelah terjatuh di kamar mandi. Peristiwa tersebut dilaporkan oleh kakak sepupu (AF) korban kepada pihak pondok pesantren.

Setelah mengetahui hal tersebut, pihak pondok pesantren mengakui bahwa mereka langsung membawa jenazah ke Banyuwangi tanpa melaporkannya kepada polisi. Namun, ketika sampai di rumah duka, keluarga tidak percaya dengan penyebab kematian korban lantaran tubuh Bintang memiliki luka lebam, jeratan di leher hingga bekas sundutan rokok.

Awalnya, ada lima orang yang mengantarkan jenazah Bintang menuju rumah duka dengan keadaan sudah mengenakan kain kafan. Saat keluarga hendak membuka, AF melarang.

“Kata sepupu saya sudah suci, jadi nggak perlu dibuka” ucap Mia, kakak kandung korban, dikutip dari TribunNews, Rabu (28/2).

Baca Juga: Perudungan Siswa SMP di Cilacap Mendapat Perhatian Hingga Ke UNESCO!

Pihak pondok pesantren mengakui bahwa pada saat itu mereka mempercayai laporan dari kakak sepupu (AF) korban mengenai kematian remaja berusia 14 tahun tersebut. 

Setelah menerima laporan dari keluarga, Kepolisian Banyuwangi berkoordinasi dengan Polres Kediri Kota.

Polisi menetapkan empat santri sebagai tersangka setelah menemukan adanya tindak pidana kekerasan dalam olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Motifnya diduga adanya kesalahpahaman antara para pelaku dan korban. 

Penyidikan terus dilakukan dengan memeriksa saksi-saksi, termasuk dari lingkungan pondok pesantren dan dokter yang menerima jenazah korban saat tiba di Banyuwangi.

Sebelumnya, Bintang sempat mengirim pesan ke ibunya untuk meminta pulang dan merasa takut berada disana.

“Sini jemput bintang. Cepat ma ke sini. Aku takut ma, maaaa tolong. Sini cpettt jemput,” tulis Bintang dalam pesan singkat WhatsApp.

Isi chat Bintang dan ibunya. [Foto: akun X @inversimedia]

Namun, remaja tersebut tidak menyampaikan alasan mengapa dia meminta untuk segera dijemput. Suyanti hanya meminta anaknya untuk bersabar dan menunggu hingga tiba bulan Ramadhan. Dia tidak dapat langsung menjemput Bintang karena saat itu dia sedang bekerja di Bali bersama kakak Bintang.

“Ketika mau saya jemput, sehari setelahnya, katanya tidak usah. Sudah enak dan nyaman, begitu katanya,” kata Suyanti

Dia juga menceritakan bahwa Bintang sempat mengeluh sakit. Suyanti telah mengirimkan sejumlah uang untuk biaya pengobatan.

Saat ini, kasus ini sedang ditangani oleh Polres Kediri Kota. Menurut Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji, Bintang meninggal karena diserang oleh empat santri. Keempat santri tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.

Sumber: SerambiNews

[post-views]
Selaras